Merintis Usaha Baru dan Pengembangannya – Pandemi yang melanda Indonesia tiga tahun belakangan telah memberi dampak signifikan pada berbagai sektor, mulai dari pariwisata, pendidikan, bahkan sektor ekonomi.
Dalam bidang ekonomi misalnya, tidak sedikit pegawai yang dirumahkan hingga menjadi pengangguran. Akhirnya, kondisi ini mengharuskan mereka untuk merintis usaha baru dan model pengembangannya.
Di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang, kita tidak lagi pusing untuk mengembangkan sebuah usaha karena didukung berbagai teknologi terkini. Selain itu, kehadiran sosial media dan e-commerce juga turut memudahkan dalam merintis sebuah usaha.
Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam merintis usaha baru dan model pengembangannya. Apakah itu? Simak ulasannya di bawah ini.
Apa Itu Merintis Usaha Baru dan Pengembangannya?
Pengertian merintis usaha baru adalah sebuah rancangan pribadi mengenai bagaimana membentuk dan mendirikan usaha baru, baik yang terkait dengan ide, modal, manajemen, maupun organisasi.
Merintis usaha baru sendiri bertujuan untuk memasuki dunia usaha dengan ide dan rancangan yang dilakukan secara matang. Merintis usaha baru merupakan teknik paling dasar dalam dunia bisnis yang dikenal dengan istilah starting.
Baca Juga: Tips Memilih Bisnis Online Tanpa Modal Terpercaya
Beberapa Tahapan Dalam Pengembangan Usaha
Saat Anda berkeinginan untuk memulai sebuah usaha, ada beberapa tahapan penting yang harus dikuasai. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Starting
Starting atau sebuah istilah yang sering disebut dengan rintisan. Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya bahwa starting merupakan tahapan awal seseorang dalam merintis usaha baru.
Tahapan starting adalah tahapan di mana seseorang mulai membentuk gagasan, ide, atau organisasi baru untuk dieksekusi menjadi kenyataan. Dalam dunia bisnis, starting adalah merupakan aspek vital dari cikal bakal gagasan inovasi yang baik.
Terdapat tiga bentuk model usaha baru yang bisa Anda rintis, yaitu perusahaan milik sendiri, persekutuan atau kerjasama antara dua orang atau lebih, maupun koorporasi yang merupakan lembaga perusahaan berbadan hukum yang sudah mempunyai nilai tinggi dibuktikan dengan modal saham.
Tahap-tahap Dalam Merintis Usaha Baru
Merintis sebuah usaha yang baru dieksekusi bukan perkara mudah. Pasalnya, ada beberapa tahapan wajib untuk dilewati bagi pengusaha-pengusaha baru. Tahapan-tahapan tersebut antara lain :
1.Memulai dengan Ide-Ide Segar
Ide merupakan senjata terpenting dari sebuah usaha. Bisnis tidak akan terealisasi tanpa adanya sebuah ide.
Diperlukan ide-ide segar dalam mengeksekusi usaha rintisan baru. Biasanya ide-ide segar bisa didapat dari trend pasar dan kebutuhan lingkungan.
Tidak semua ide muncul dalam keadaan nyaman. Terkadang malah sebuah ide usaha muncul saat keadaan tertekan dan darurat.
2.Merealisasikan Ide dengan Pendanaan dan Prasarana Usaha
Setelah ide ditemukan, upaya berikutnya adalah merealisasikan ide tersebut menjadi sebuah kenyataan. Pada zaman sekarang, merintis usaha baru dan model pengembangannya membutuhkan suntikan dana agar bisa bergerak menjadi sebuah usaha nyata. Untuk itu, bagi Anda yang kebingungan bisa mengajukan proposal pendanaan usaha.
Biasanya beberapa perintis bisnis mengajukan proposal pendanaan pada lembaga pemerintah yang bergerak dibidang UMKM dan yang semisalnya.
Tentunya mengajukan proposal memiliki resiko dan persyaratan yang harus siap Anda penuhi bersama pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian. Namun, akan lebih aman jika menggelontorkan dana secara pribadi jika mempunyai budget memadai untuk merintis usaha secara matang.
Baca Juga: Kiat Sukses ini Harus Anda Ketahui sebelum Membuka Bisnis Tiket Online
Saat dana sudah clear, barulah Anda bisa merancang fasilitas berupa lokasi, prasarana, maupun tenaga kerja. Jika Anda memilih menjual barang dalam platform e-commerce, maka pertimbangkan platform seperti apa yang cocok menjadi lapak usaha Anda.
Cara merintis usaha baru secara konvensional bisa dilakukan dengan memastikan di mana lokasi yang tepat untuk meletakkan tempat usaha Anda. Dalam hal ini yang perlu dipertimbangkan adalah harga, peluang, lingkungan, maupun kenyamanan toko yang akan dihuni.
Aspek lain yang juga perlu diperhatikan yaitu prasarana berupa perlengkapan toko maupun alat penunjang produk yang ingin Anda beli dari distributornya.
Setelah itu, pertimbangkan perekrutan tenaga kerja sebagai karyawan ataupun memilih untuk bekerja mandiri. Arti mandiri di sini adalah Anda sendiri yang melakukan semuanya, mulai dari pengerjaan, penjualan, dan semisalnya.
3.Pasar dalam Obyek Bisnis
Mungkin Anda berkeinginan untuk berjualan produk-produk dari hasil produksi sendiri. Hal ini bagus, tetapi Anda mesti memastikan kalau barang tersebut memiliki pasarnya. Barang yang menjadi bisnis Anda tentunya harus memiliki target pasar.
4.Bagaimana Peluang Pasar Saat Produk Sudah Ada
Jika sebelumnya Anda sudah melihat pasar yang ingin dijangkau, maka sekarang saatnyalah Anda melakukan analisa kondisi peluang pasar saat produk telah tersedia. Apakah produk Anda akan diminati konsumen maupun sebaliknya.
Karena dalam menjalankan usaha, Anda harus bersiap menghadapi persaingan pasar yang menjual barang serupa. Untuk itu, persiapkan strategi tertentu yang bisa menjadi keunggulan tersendiri dari bisnis Anda. Oleh karena itu, Anda harus mampu menghadirkan nilai tambah dari usaha Anda, sehingga calon pembeli melirik jualan Anda.
Perbedaan toko Anda dan toko orang lain bisa dilihat dari segi harga, pelayanan, kualitas barang, sampai tingkat kepuasan konsumen. Semua ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi calon pembeli.
Baca Juga: 8 Ide Bisnis Online yang Menguntungkan, Pasti Banyak Cuan!
2.Buying
Buying adalah usaha selanjutnya dalam melakukan pengembangan model usaha. Buying merupakan tindakan pembelian perusahaan yang telah ada atau telah didirikan.
Cara Buying dinilai lebih simple dibandingkan cara starting, karena telah tersedia data dan material perusahaan. Anda hanya bertugas memindahtangankan atau mengakuisisinya.
Membeli perusahaan yang sudah memiliki beberapa keuntungan, yaitu resiko dalam usaha lebih rendah, peluang untuk membeli perusahaan dengan harga yang mudah ditawar, dan Anda tidak akan menemukan rintangan sulit dalam memasuki dunia usaha.
Meskipun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada dan sudah merintis usaha baru dan model pengembangannya juga memiliki kendala tertentu. Salah satunya adalah masalah lingkungan yang bisa saja memiliki banyak pesaing, atau masalah yang berkaitan dengan reputasi perusahaan.
3.Franchising
Cara terakhir dalam melakukan pengembangan model usaha adalah franchising atau dalam ilmu ekonomi dikenal dengan waralaba. Franchising berarti pengaturan kerjasama yang biasanya dilakukan dengan orang-orang atau organisasi tertentu.
Biasaya proses kerjasama ini dilakukan para pengusaha yang sudah profesional bersama perusahaan besar. Mereka melakukan diskusi untuk menyepakati usaha tertentu yang dilakukan dalam ikatan saling menguntungkan antara pihak pengusaha dan pihak perusahaan, dengan melakukan persetujuan jual beli hak monopoli dalam usaha.
Jadi kerjasama yang dilakukan dalam model franchising adalah kerjasama yang menjalankan perusahaan penyalur. Dalam hal ini, pihak pengusaha berusaha agar perusahaan induk mau memberikan hak monopoli dalam menyelenggarakan usaha yang sedang dijalankan oleh perusahaan Induk.
Untuk itu ada istilah Franchise yang ditujukan pada entepreneur, atau pengusaha kecil. Selain itu, ada juga istilah franchisor yang merupakan istilah untuk perusahaan besar. Biasanya perusahaan besar berperan dalam memberi lisensi dari usaha yang sedang dijalankan kepada franchise yang berperan sebagai pembeli lisensi ataupun dikenal dengan istilah dialer.
Baca Juga: 7 Ide Bisnis Mahasiswa Tanpa Modal Untung Besar
Merintis usaha baru dan model pengembangannya bukanlah suatu hal yang mudah. Dibutuhkan jiwa-jiwa pebisnis dalam diri kita supaya bisa menjalankan dengan baik. Jiwa-jiwa itu adalah sifat tekun, cekatan, pandai melihat peluang, kreatif, dan sabar. Menjadi pebisnis adalah sebuah keberanian untuk bisa terjun dalam ketatnya persaingan pasar.