Dari banyaknya produk simpanan yang ditawarkan bank untuk berinvestasi, deposito menjadi salah satu yang populer. Karenanya cara menghitung bunga deposito banyak dicari, mengingat suku bunga deposito lebih tinggi dari tabungan.
Apa Itu Deposito dalam Cara Menghitung Bunga Deposito?
Sebelum membahas mengenai cara menghitung bunga deposito, terlebih dahulu ketahui apa itu deposito. Deposito merupakan salah satu produk simpanan yang ditawarkan oleh bank, dimana penarikan maupun penyetorannya hanya dapat dilakukan di waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
Sehingga nantinya apabila uang simpanan ditarik sebelum tanggal jatuh tempo, maka dapat dikenai denda penalti. Tak heran jika deposito cenderung mirip dengan tabungan berjangka.
Baca : Beda Deposito BCA Syariah dan Konvensional
Meskipun begitu, terdapat perbedaan diantara deposito dan tabungan berjangka. Suku bunga deposito lebih tinggi, deposito bisa dijadikan jaminan pinjaman, deposito akan tercatat di bilyet, dan setoran minimum deposito lebih tinggi.
Sementara untuk tabungan berjangka suku bunganya cenderung lebih rendah, tabungan berjangka hanya tercatat di buku rekening, serta setoran minimum tabungan berjangka yang lebih rendah dari deposito.
Jangka waktu deposito bervariasi dan bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh tempo, yang telah disepakati sebelumnya antara nasabah dan pihak bank. Umumnya jangka waktu deposito mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan.
Deposito juga bisa diperpanjang secara otomatis setelah tiba tanggal jatuh tempo, yakni menggunakan sistem deposito ARO atau Automatic Roll Over. Deposito ARO akan secara otomatis diperpanjang setelah jatuh tempo, hingga pemiliknya mencairkan depositonya.
Apa Saja Kebijakan Deposito?
Umumnya dana minimum yang perlu dipersiapkan ketika memutuskan ingin melakukan deposito adalah berkisar Rp 8 juta hingga Rp 10 juta, namun kebijakan tersebut dapat berbeda bergantung dari bank yang dipilih.
Bahkan tak jarang bank yang menawarkan setoran minimal dengan jumlah kecil yakni hanya Rp 1 juta saja. Untuk jangka waktunya sendiri telah dijelaskan sebelumnya, mulai dari 1, 3, 6, 12, hingga 24 bulan.
Semakin lama jangka waktu yang dipilih, maka bunga yang diberikan untuk nasabah akan semakin tinggi secara proporsional. Deposito menjadi pilihan tepat investasi yang aman dan minim risiko, karena telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Namun agar bisa mendapatkan deposito yang dilindungi oleh LPS, terdapat beberapa persyaratan dan kebijakan yang perlu diketahui diantaranya :
- Bunga deposito tidak diperbolehkan melebihi suku bunga penjaminan.
- Jumlah uang maksimal yang bisa disimpan di dalam deposito tidak boleh melebihi batas jaminan LPS, yakni sebesar Rp 2 miliar.
Apa Saja Jenis-jenis Deposito?
Deposito memiliki risiko yang minim dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Lantas apabila deposito menawarkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan, berapa keuntungan yang bisa didapatkan?
Hingga kini masih cukup banyak nasabah perbankan yang mungkin belum memahami bagaimana cara menghitung profit dari deposito, padahal hal tersebut penting diketahui.
Baca : Cara Mudah Cek Limit Kartu Cimb Niaga
Deposito terbagi menjadi tiga jenis, yakni deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on-call. Berikut penjelasan lengkapnya :
- Deposito berjangka adalah jenis tabungan yang bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.
- Sertifikat deposito diterbitkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan, nantinya juga dapat diperjualbelikan kepada nasabah sebagai bentuk jaminan deposito.
- Deposito on-call adalah investasi jangka pendek, yang umumnya dicairkan dalam waktu satu minggu hingga satu bulan.
Apa Itu Suku Bunga Deposito?
Sedangkan suku bunga deposito merupakan nilai yang wajib diberikan kepada nasabah oleh pihak bank, sebagai bentuk imbalan atas simpanan milik nasabah saat ini yang nantinya akan dikembalikan oleh pihak bank di masa mendatang sesuai dengan kesepakatan.
Tak jauh berbeda dari simpanan lainnya, tingkat suku bunga deposito juga ditentukan oleh beragam faktor yang saling berhubungan satu sama lain. Bahkan tak jarang pinjaman dan simpanan yang dikelola bank turut menjadi salah satu faktor penentu suku bunga.
Umumnya bunga deposito yang diberikan pihak bank antara 3 persen hingga 7 persen bergantung jangka waktu deposito tersebut. Karena itu nasabah yang ingin melakukan deposito, ada baiknya mencari informasi terkait suku bunga yang diberikan oleh pihak bank.
Bunga deposito umumnya lebih tinggi dari bunga tabungan biasa, dan bunga tersebut bisa diambil setelah tanggal jatuh tempo. Jika tidak, bunga juga dapat dimasukkan kembali ke pokok deposito untuk selanjutnya didepositokan kembali di periode berikutnya.
Bagaimana Cara Menghitung Bunga Deposito?
Setelah memahami pengertian dari deposito dan suku bunga deposito, selanjutnya inilah cara menghitung bunga deposito yang mudah dan cepat. Terdapat tiga cara yakni mencari keuntungan bunga deposito, pajak deposito, serta pengembalian deposito.
Baca : Cara Membuat Kartu Kredit BCA Tanpa Slip Gaji / Non Pegawai
Rumus Keuntungan Bunga Deposito
(Nominal uang yang ditabung atau setoran pokok x suku bunga deposito x jumlah hari menyimpan uang) / 365
Rumus Pajak Deposito
Tarif pajak x suku bunga deposito
Rumus Pengembalian Deposito
Nominal uang yang ditabung atau setoran pokok + (keuntungan bunga deposito – pajak deposito)
Contoh Perhitungan
Nasabah akan melakukan deposito dana di bank sebesar Rp 100 juta untuk jangka waktu 6 bulan. Sementara suku bunga deposito yang ditawarkan oleh pihak bank tersebut adalah 6 persen, dengan potongan pajak yang harus ditanggung nasabah sebesar 20 persen.
(Nominal uang yang ditabung atau setoran pokok x suku bunga deposito x jumlah hari menyimpan uang) / 365
(Rp 100 juta x 6 persen x 180 hari) / 365
Rp 1.080.000.000 / 365
= Rp 2.958.904
Jika sudah, hitung jumlah potongan pajak yang harus dibayarkan oleh nasabah tersebut. Rumusnya adalah tarif pajak x suku bunga deposito.
20 persen x Rp 2.958.904
Rp 591.780
Setelah itu apabila sudah didapatkan perhitungannya, maka Anda bisa menghitung dengan rumus pertama yakni Nominal uang yang ditabung atau setoran pokok + (keuntungan bunga deposito – pajak deposito.
Rp 100 juta + (Rp 2.958.904 – Rp 591.780)
Rp 100 juta + Rp 2.367.124
= Rp 102.367.124
Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Deposito?
Meskipun terkenal menjadi salah satu instrumen investasi populer yang bisa mendatangkan profit tinggi dan minim risiko, namun deposito tak jauh berbeda dari instrumen investasi lainnya yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangannya :
Kelebihan Deposito
Suku Bunga Tinggi
Jika dibandingkan dengan suku tabungan biasa, deposito memiliki suku bunga yang relatif lebih tinggi sehingga mendatangkan keuntungan besar. Para nasabah yang memilih deposito umumnya mengharapkan imbalan hasil yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menyimpan uang di tabungan biasa.
Baca : Cara Setor Tunai di ATM Mandiri, Minimal dan Maksimalnya
Cocok untuk Pemula
Deposito terbilang paling cocok untuk para investor pemula yang baru terjun ke dunia investasi. Pasalnya deposito terbilang cukup sederhana, karena seluruh prosesnya dikelola oleh pihak bank.
Instrumen Investasi Menguntungkan
Deposito juga dapat dijadikan sarana investasi yang sangat menguntungkan, karena selain mendatangkan profit tinggi namun juga telah dijamin di Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Selain itu jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya sebut saja obligasi dan saham, deposito cenderung lebih aman karena instrumen lain memiliki risiko tinggi yang berpengaruh terhadap nilai pokok.
Bunga Deposito Bisa Mudah Diakses
Meskipun deposito tidak memperbolehkan pemiliknya untuk mengakses uang dengan bebas mengingat deposito menerapkan waktu tertentu atau tanggal jatuh tempo, namun kini tak sedikit bank yang memberikan kemudahan bagi nasabahnya untuk mengambil bunga deposito dengan cara transfer.
Keamanan Uang Simpanan
Tak perlu khawatir ketika memutuskan untuk menyimpan uang melalui deposito, karena Lembaga Penjamin Simpanan dapat menjaga dana deposito nasabah dengan aman dan baik. Sehingga nasabah pun akan terhindar dari penyalahgunaan serta oknum tidak bertanggung jawab.
Kekurangan Deposito
Lemah Terhadap Inflasi
Meskipun memiliki banyak keuntungan, namun deposito menyimpan kekurangan yakni lemah terhadap inflasi. Pasalnya setinggi apapun nilai bunga yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah, tetap tidak akan berarti.
Hasil Imbal Rendah
Selain itu meskipun termasuk ke dalam bentuk instrumen investasi yang paling aman, deposito memiliki hasil imbal yang lebih rendah atau bahkan paling rendah jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi dan saham.
Tidak Likuid
Deposito termasuk instrumen investasi yang cenderung tidak likuid. Pasalnya nasabah dapat terkena penalti apabila dana deposito yang disimpan akan ditarik sebelum tanggal jatuh tempo.
Demikianlah cara menghitung bunga deposito agar dapat melihat profit yang didapatkan.