Return Adalah: Pengertian, Jenis, dan 6 Faktor Penentunya!!

Ketika kamu baru memasuki dunia investasi saham, pasti ada banyak sekali istilah-istilah asing yang akan kamu dengar. Return adalah salah satu istilah yang cukup sering digunakan, oleh seseorang yang melakukan investasi saham.

Secara sederhana return merupakan keuntungan atau hasil investasi yang didapatkan seorang investor setelah melakukan investasi. Supaya kamu tidak bingung, berikut kami jelaskan tentang pengertian, jenis, komponen, cara menghitung, dan faktor yang mempengaruhi.

Dalam Investasi, Pengertian Return Adalah?

Dalam Investasi, Pengertian Return Adalah

Ketika menjalankan suatu bisnis, tentu kamu berharap bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Begitu juga dengan seseorang yang melakukan investasi, tentu berharap untuk mendapatkan pengembalian dana investasi yang jauh lebih besar.

Apa yang dimaksud return? Nah arti return adalah sejumlah uang yang dihasilkan atau uang yang hilang dari aktivitas investasi, dalam periode waktu tertentu.

Jadi perlu dicatat bahwa return tidak hanya berupa keuntungan, tetapi kerugian atau hilangnya uang saat investasi juga disebut sebagai return.

Return dari suatu investasi bisa dikatakan bersih, jika sudah melalui pemotongan pajak, inflasi, dan fee. Return ini dapat dinyatakan dalam bentuk nominal, sebagai perubahan nilai rupiah dari sebuah investasi selama periode tertentu.

Jenis-jenis Return

Dalam dunia investasi, jenis return dibedakan menjadi 2, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Kedua jenis return ini wajib kamu pahami sejak sekarang sebelum terjun ke dunia investasi dan saham. Berikut penjelasan secara rinci tentang 2 jenis return dalam investasi.

  • Return Realisasi

Jenis return yang pertama adalah return realisasi (realized return), dimana imbal hasil dari investasi sudah didapatkan oleh investor. Jadi disini investor sudah tahu secara pasti apakah ia mengalami keuntungan atau kerugian dalam kegiatan investasi ini.

Hasil dari return realisasi akan digunakan sebagai dasar penilaian performa suatu perusahaan kedepannya. Dengan adanya return realisasi, kamu juga akan lebih mudah untuk memperkirakan dan menentukan return ekspektasi di investasi selanjutnya.

  • Return Ekspektasi

Berikutnya ada return ekspektasi (expected return) yaitu imbal hasil investor yang diharapkan oleh seorang investor di masa depan. Jadi investor belum tahu secara pasti apakah ia mengalami kerugian atau keuntungan, dan belum menerima imbal hasil sama sekali.

Keuntungan atau imbal hasil dari return ekspektasi ini biasanya berasal dari penanaman modal pada suatu perusahaan di masa yang akan datang. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai keuntungan yang bisa didapatkan adalah prospek perusahan yang terkait.

Jadi return realisasi adalah imbal hasil yang sudah didapatkan oleh investor, sedangkan return ekspektasi adalah imbal hasil yang diharapkan investor. Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia investasi, supaya kamu bisa menyusun strategi dengan matang kedepannya.

2 Komponen Utama Return dalam Investasi

Tips Membeli Saham dengan Kategori ARA dan ARB

Sekarang kamu tentu sudah tahu tentang 2 jenis return dalam kegiatan investasi. Berikutnya kamu harus tahu ada 2 komponen utama imbal hasil atau return dalam investasi yaitu Yield dan Capital Gain. Berikut penjelasan secara rinci tentang komponen Yield dan Capital Gain dalam investasi.

  • Yield

Komponen return dalam investasi yang pertama adalah Yield atau persentase kas atau pendapatan yang diperoleh investor selama periode tertentu.

Besaran return ini akan diperlihatkan dalam bentuk persentase, sesuai dengan jumlah dana yang diinvestasikan sebelumnya.

Perlu kamu ketahui bahwa Yield adalah bunga yang diperoleh dari investasi, atau dividen yang bisa kamu dapat karena memegang sekuritas tertentu. Hasil dari Yield bisa berupa dividen, bunga deposito, bunga obligasi, dan lain sebagainya.

  • Capital Gain

Komponen return berikutnya Capital Gain, yaitu imbal hasil atau keuntungan yang berasal dari selisih antara besaran investasi saat ini dengan periode sebelumnya. Jadi investor bisa mendapatkan keuntungan karena adanya peningkatan nilai investasi.

Contoh nyata kegiatan investasi yang bisa menghasilkan return berupa Capital Gain adalah investor yang menjual portofolio obligasi, saham atau reksadana. Jika investor bisa menjual dengan harga lebih tinggi dibandingkan harga beli, maka ia akan mendapat keuntungan modal.

Keuntungan Yield bisa didapatkan melalui investasi properti dan dihitung berdasarkan nilai sewa per tahun dan dibandingkan dengan harga properti. Sedang keuntungan Capital Gain didapatkan hanya saat terjadi transaksi. 

Cara Menghitung Return dalam Investasi

Sebenarnya cara menghitung return dalam investasi bisa dibilang cukup mudah, hanya saja kamu memerlukan ketelitian dan konsentrasi. Secara sederhana, semakin tinggi nilai imbal hasil yang kamu dapatkan, maka semakin baik pula performa investasi yang kamu lakukan.

Rumus sederhana untuk menghitung return adalah (harga sekarang – harga beli sebelumnya) x jumlah unit instrumen investasi yang kamu miliki.

Contohnya kamu memiliki 100 unit reksadana dan harganya masing-masing Rp110.000. Kemudian di masa mendatang harganya berubah menjadi Rp125.000.

Jadi cara menghitungnya adalah (125.000-110.000) x 100 = 1.500.000.

Berdasarkan hasil perhitungan ini, kamu bisa mendapatkan keuntungan sebanyak Rp1.500.000. Tapi jika terjadi hal sebaliknya, dimana harga sekarang menjadi Rp95.000, maka kamu akan mengalami kerugian Rp1.500.000.

6 Faktor yang Mempengaruhi Return Investasi

Return Adalah

Seperti yang kita tahu bahwa dengan melakukan investasi, kita bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya bahkan dalam waktu cukup singkat. Tapi jangan lupa bahwa hasil yang besar tentu juga memiliki risiko yang besar.

Pergerakan harga instrumen investasi seperti saham bersifat fluktuatif dan cukup sulit untuk diperkirakan. Sehingga kamu harus benar-benar menyusun strategi, supaya bisa meminimalisir kerugian. Nah berikut 6 faktor yang bisa mempengaruhi return investasi dan wajib kamu ketahui.

  • Tingkat Inflasi

Faktor pertama yang sangat sering mempengaruhi return dalam investasi adalah tingkat inflasi. Jika terjadi inflasi tinggi modal yang kamu butuhkan untuk berinvestasi juga akan ikut meningkat, hal ini berkaitan dengan naiknya berbagai harga.

Selain itu inflasi juga menyebabkan harga jual produk yang kamu beli sahamnya menjadi lebih mahal. Jika harga suatu produk meningkat, kemungkinan konsumen akan berpindah ke produk lain yang harganya lebih murah.

  • Suku Bunga

Selanjutnya suku bunga juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi imbal hasil dalam suatu kegiatan investasi. Jika suku bunga semakin meningkat, maka nilai return yang akan kamu dapat di masa depan akan semakin menurun.

Jika sudah berpengaruh terhadap nilai return dan membuat nilainya jadi turun, selanjutnya harga saham di pasar modal juga akan mengalami penurunan. Saat harga saham di pasar menurun, maka nilai perusahaan juga akan ikut turun.

  • Nilai Tukar

Perlu kamu ketahui bahwa menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang suatu negara, juga bisa mempengaruhi return dalam investasi. Jika nilai mata uang suatu negara semakin kuat, maka keuntungan atau imbal hasil yang kamu dapatkan juga semakin besar.

Tetapi jika nilai tukar mata uang suatu negara terus melemah, maka kamu bisa mengalami kerugian karena return investasi yang jumlahnya kecil. Pengaruh nilai tukar ini biasanya dirasakan oleh investor atau trader yang menggunakan mata uang asing, misalnya dollar.

  • Risiko Pasar

Berikutnya imbal hasil dari suatu investasi juga bisa dipengaruhi oleh risiko pasar. Jika pasar modal sedang berada dalam keadaan tinggi, maka kamu bisa mendapatkan return dalam jumlah yang besar dan sangat untung.

Sebaliknya jika pasar modal menurun maka nilai instrumen investasi juga akan ikut turun, dan return yang kamu dapat juga mengalami penurunan. Bahkan kamu bisa saja mengalami kerugian, karena nilai investasi yang terus menurun secara berkala.

  • Risiko Komoditas

Tahukah kamu ternyata risiko komoditas juga menjadi faktor yang mempengaruhi imbal hasil dalam kegiatan investasi. Hal ini bisa terjadi karena perubahan harga komoditas tertentu, yang secara tidak langsung juga akan berpengaruh pada perusahaan di tempat kamu berinvestasi.

  • Risiko Likuiditas

Faktor terakhir yang juga sangat berpengaruh terhadap return dalam investasi adalah risiko likuiditas. Yang dimaksud risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena adanya kesulitan dalam menyediakan dana selama periode waktu tertentu.

Risiko likuiditas ini berkaitan langsung dengan pasar sekunder dalam transaksi jual beli saham. Suatu aset investasi bisa dikatakan memiliki likuiditas tinggi, jika harga jual dan harga belinya tidak mengalami perubahan sama sekali.

Tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar, risiko pasar, risiko komoditas, dan risiko likuiditas adalah 6 hal yang sangat mempengaruhi return. Karena return adalah sesuatu yang dapat diperkirakan, maka dengan mempertimbangkan 5 faktor di atas kamu bisa meminimalisir terjadinya kerugian.

3 Cara Mudah Mengatasi Risiko Investasi

Return yang tidak sesuai atau mengalami penurunan nilai adalah salah satu risiko yang mungkin terjadi jika kamu berinvestasi. Tapi jangan khawatir karena ada 3 cara mudah yang bisa kamu lakukan supaya kerugian saat berinvestasi bisa diminimalisir, berikut ketiga caranya.

  1. Selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan investasi yang menawarkan return dalam jumlah terlalu besar.
  2. Menentukan target return investasi berdasarkan analisis dan strategi yang matang.
  3. Selalu mengamati dan mengawasi pergerakan harga instrumen investasi

Karena return adalah hal yang bisa diperkirakan, jadi kamu harus belajar bagaimana caranya supaya perkiraan tersebut tidak meleset. Caranya adalah dengan mempelajari tentang jenis, komponen, cara menghitung, dan mengetahui hal yang mempengaruhi return dalam investasi.

Leave a Comment