Pernah nggak kamu merasa stres karena gaji sebulan terasa cepat habis, padahal belum sempat bayar semua tagihan atau menikmati hidup? Misalnya, kalau kamu punya gaji Rp4 juta sebulan, gimana caranya buat nge-cover kebutuhan kayak tempat tinggal, makan, transportasi, asuransi, cicilan, dan tetap bisa menikmati hidup? Ini adalah dilema yang banyak orang hadapi.

Jawaban untuk itu adalah membuat anggaran.

Apa Itu Anggaran?

Anggaran itu adalah rencana pengeluaran untuk setiap rupiah yang kamu punya. Dengan memiliki anggaran, kamu bukan hanya bisa memastikan semua tagihan dan pengeluaran penting terpenuhi, tapi juga mendapatkan lebih banyak kebebasan finansial dan hidup yang lebih tenang. Tidak ada lagi stres karena kehabisan uang di pertengahan bulan.


5 Langkah Mudah Mengatur Anggaran

Ngomongin anggaran memang sering bikin pusing, apalagi kalau kamu nggak tahu harus mulai dari mana. Tapi sebenarnya, membuat anggaran itu nggak serumit yang kamu bayangkan. Berikut adalah 5 langkah sederhana yang bisa kamu ikuti untuk mengatur keuanganmu dengan baik.

Langkah 1: Tentukan Penghasilan Setelah Pajak

Langkah pertama dan yang paling penting adalah mengetahui penghasilan bersih setelah pajak. Buat yang dapat gaji tetap, jumlah yang masuk ke rekening biasanya sudah setelah dipotong pajak. Tapi, kalau kamu punya penghasilan sampingan seperti freelance atau usaha kecil-kecilan, pastikan untuk menghitung penghasilan bersih setelah mengurangi pajak dan biaya operasional.

Misalnya, kalau kamu punya side job sebagai content creator, jangan lupa potong biaya internet, peralatan, atau langganan software editing. Ini penting supaya kamu tahu berapa penghasilan bersih sebenarnya.

Selain itu, kalau kamu ada pemotongan otomatis seperti BPJS, tabungan, atau asuransi dari gaji tetapmu, tambahkan lagi ke penghasilan supaya punya gambaran lengkap.

Langkah 2: Pilih Sistem Anggaran yang Cocok

Ada banyak metode buat bikin anggaran, tapi nggak semuanya cocok buat semua orang. Sistem anggaran itu bisa disesuaikan sama gaya hidup, kebiasaan belanja, dan prioritas kamu.

Beberapa contoh sistem anggaran:

  • Sistem Amplop: Kamu bikin kategori untuk setiap pengeluaran (misalnya, makan, transportasi, hiburan), lalu siapkan uang tunai untuk setiap kategori dan masukkan ke amplop. Kalau uang di amplop habis, berarti kamu nggak boleh belanja lagi di kategori itu.
  • Anggaran Nol (Zero-based budget): Setiap rupiah dari penghasilanmu harus dialokasikan untuk sesuatu, baik itu buat bayar tagihan, tabungan, atau hiburan. Di akhir bulan, saldo di rekeningmu harus nol, bukan karena kamu kehabisan uang, tapi karena semua sudah dialokasikan dengan baik.
  • Anggaran 50/30/20: Ini salah satu sistem yang paling populer dan gampang dipakai. Sistem ini membagi penghasilan kamu jadi tiga: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan serta pembayaran utang. Nanti kita bahas lebih lanjut di bagian berikutnya.

Pilih sistem yang paling sesuai dengan gaya hidup dan prioritasmu. Misalnya, kalau kamu lebih suka cara yang praktis dan nggak ribet, sistem 50/30/20 mungkin cocok buat kamu.

Lacak Pengeluaranmu

Langkah 3: Lacak Pengeluaranmu

Melacak pengeluaran adalah kunci untuk tahu ke mana perginya uangmu setiap bulan. Kadang kita merasa nggak boros, tapi kenyataannya, pengeluaran kecil-kecil bisa menumpuk dan bikin anggaran berantakan.

Ada dua cara untuk melacak pengeluaran:

  1. Manual: Setiap kali kamu belanja atau membayar tagihan, catat di buku atau aplikasi notes di HP.
  2. Aplikasi Budgeting: Banyak aplikasi yang bisa otomatis melacak pengeluaranmu dari transaksi di rekening atau kartu kredit. Kamu bisa pakai aplikasi kayak Money Manager, YNAB (You Need A Budget), atau bahkan fitur bawaan di e-wallet yang kamu pakai.

Kenapa penting buat melacak? Karena tanpa tahu ke mana uangmu pergi, kamu nggak bisa membuat perubahan yang efektif. Ini juga membantu kamu mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Langkah 4: Otomatiskan Tabunganmu

Salah satu trik paling efektif dalam mengelola uang adalah mengotomatisasi pengeluaran dan tabungan. Kenapa? Karena kamu nggak perlu repot lagi mikirin harus menyisihkan uang setiap bulan; semuanya berjalan otomatis.

Cara mengotomatisasi:

  • Potong gaji otomatis: Banyak perusahaan yang memungkinkan kamu memotong sebagian gaji untuk langsung masuk ke rekening tabungan atau investasi. Ini bikin kamu lebih disiplin menabung tanpa sadar.
  • Debet otomatis: Kamu bisa mengatur pembayaran otomatis untuk tagihan-tagihan tetap seperti listrik, air, asuransi, dan lainnya dari rekening. Jadi nggak ada lagi cerita telat bayar tagihan.
  • Otomatisasi investasi: Misalnya, kamu bisa set otomatis beli reksadana setiap bulan dari rekeningmu. Ini bikin kamu konsisten berinvestasi.

Langkah 5: Kelola dan Revisi Anggaran Secara Berkala

Anggaran yang bagus adalah anggaran yang fleksibel. Kenapa? Karena hidup berubah terus. Mungkin bulan ini kamu nggak ada pengeluaran besar, tapi bulan depan bisa jadi harus bayar sesuatu yang tak terduga, seperti perbaikan kendaraan atau biaya kesehatan. Maka, penting untuk selalu cek ulang anggaranmu setiap beberapa bulan.

Tips revisi anggaran:

  • Evaluasi setiap kuartal: Cek lagi pengeluaranmu setiap tiga bulan sekali. Apakah ada yang bisa dikurangi? Mungkin ada tagihan yang terlalu besar, atau pengeluaran hiburan yang sebenarnya bisa ditekan.
  • Siapkan dana darurat tambahan: Selain dana darurat pokok, kamu bisa alokasikan sebagian dari pos “keinginan” untuk kebutuhan mendadak lainnya yang tidak bersifat darurat, tapi tetap penting.

Coba Anggaran 50/30/20

Sistem anggaran 50/30/20 adalah metode yang gampang diikuti dan sangat fleksibel buat siapa saja. Intinya, kamu membagi penghasilanmu jadi tiga bagian besar:

  1. 50% untuk kebutuhan – Ini termasuk hal-hal yang wajib kamu bayar, seperti tempat tinggal, makan, transportasi, dan tagihan-tagihan wajib lainnya.
  2. 30% untuk keinginan – Ini untuk hal-hal yang kamu inginkan tapi nggak esensial, seperti hiburan, makan di luar, atau shopping.
  3. 20% untuk tabungan dan pembayaran utang – Gunakan bagian ini buat investasi, menabung, atau bayar utang yang lebih dari minimum.

50% untuk Kebutuhan

Kebutuhan dasar mencakup pengeluaran yang kamu harus bayar setiap bulan:

  • Sewa rumah atau cicilan KPR
  • Biaya makan sehari-hari
  • Tagihan listrik, air, internet
  • Transportasi (bensin atau ongkos kendaraan umum)
  • Asuransi kesehatan atau BPJS
  • Pembayaran minimum utang, seperti kartu kredit atau cicilan kendaraan
  • Pengeluaran yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti biaya daycare untuk anak

Kalau pengeluaran kebutuhanmu melebihi 50%, kamu mungkin perlu ambil sedikit dari bagian ‘keinginan’. Jangan panik, tapi terus kelola dengan baik supaya bisa kembali ke 50% nantinya.

30% untuk Keinginan

Ini bagian buat menikmati hidup, tapi jangan lupa tetap bijak. Contoh keinginan adalah:

  • Makan di luar atau pesan makanan online
  • Liburan dan jalan-jalan
  • Nonton film, konser, atau kegiatan hiburan lainnya
  • Shopping pakaian, gadget, atau barang lainnya yang bukan kebutuhan pokok

Ingat, kalau kamu lagi ada target keuangan seperti melunasi utang, coba tahan dulu belanja keinginan ini. Sesekali indulgence nggak apa-apa, tapi jangan sampai kebablasan.

20% untuk Tabungan dan Pembayaran Utang

Sisihkan 20% penghasilan untuk tabungan, investasi, dan bayar utang lebih dari minimum cicilan. Ini penting buat masa depanmu.


Cara Menentukan Prioritas dalam Anggaran

Cara Menentukan Prioritas dalam Anggaran

Saat menyusun anggaran, penting untuk menentukan prioritas agar keuangan tetap sehat dan tujuan jangka panjang bisa tercapai. Ini langkah-langkah prioritas yang bisa kamu ikuti:

Prioritas No. 1: Dana Darurat

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membangun dana darurat. Dana ini berguna untuk menutupi pengeluaran tak terduga, seperti:

  • Biaya kesehatan yang nggak ditanggung asuransi
  • Perbaikan kendaraan atau rumah
  • Biaya hidup jika kehilangan pekerjaan

Target dana darurat: Idealnya, kamu harus memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi 3-6 bulan pengeluaran. Kalau kamu baru mulai, target awal bisa Rp2-3 juta dulu. Secara bertahap, tambah jumlah ini seiring dengan kemampuan finansialmu.

Prioritas No. 2: Tabungan Pensiun atau Investasi Jangka Panjang

Setelah dana darurat aman, berikutnya adalah fokus pada tabungan pensiun atau investasi jangka panjang. Meski masa pensiun terasa jauh, memulai lebih awal bakal bikin hidupmu lebih tenang di masa tua.

Kamu bisa memanfaatkan:

  • BPJS Ketenagakerjaan atau program pensiun dari kantor
  • Investasi reksa dana atau saham untuk jangka panjang
  • Asuransi pensiun kalau tersedia dari tempat kerja

Kenapa ini penting: Investasi jangka panjang ini membantu kamu menciptakan sumber pendapatan di masa depan saat nggak lagi bekerja. Semakin awal mulai, semakin besar keuntungannya berkat efek bunga majemuk (compounding interest).

Manajemen Utang

Prioritas No. 3: Bayar Utang dengan Bunga Tinggi

Utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online, bisa jadi hambatan besar dalam mencapai kebebasan finansial. Bunga tinggi ini bikin utang bertambah terus kalau nggak segera dilunasi.

Strategi mengurangi utang:

  • Mulailah dari yang berbunga tertinggi: Fokuskan pembayaran ekstra untuk utang yang bunganya paling besar, sambil tetap membayar minimum untuk utang lainnya.
  • Snowball method: Lunasi utang kecil terlebih dulu. Ini memberikan motivasi karena kamu bisa melihat hasil lebih cepat.

Prioritaskan utang ini di atas segalanya, karena semakin cepat dilunasi, semakin banyak uang yang bisa kamu alokasikan ke hal lain.

Prioritas No. 4: Tabungan untuk Pembelian Besar

Setelah utang berbunga tinggi teratasi, saatnya mulai mempersiapkan tabungan untuk pembelian besar yang kamu rencanakan. Misalnya:

  • Uang muka rumah atau renovasi rumah
  • Beli kendaraan (mobil atau motor)
  • Dana pendidikan anak

Untuk ini, kamu bisa membuat rekening tabungan terpisah yang secara otomatis diisi setiap bulan. Ini membantu kamu tetap disiplin dan nggak tergoda memakai uangnya untuk hal lain.

Prioritas No. 5: Asuransi Kesehatan dan Jiwa

Meskipun mungkin kamu sudah punya asuransi dari kantor, pastikan cakupannya cukup. Kalau perlu, tambah asuransi pribadi untuk melindungi keuanganmu dari biaya medis tak terduga atau jika terjadi sesuatu pada dirimu.

Jenis asuransi yang penting:

  • Asuransi kesehatan: Untuk menutupi biaya rumah sakit, operasi, atau perawatan panjang.
  • Asuransi jiwa: Sangat penting kalau kamu adalah pencari nafkah utama dalam keluarga. Ini bisa melindungi keluarga dari risiko kehilangan pendapatan.

Prioritas No. 6: Kebutuhan Pendidikan Anak

Jika kamu memiliki anak, maka biaya pendidikan adalah salah satu pengeluaran terbesar di masa depan. Biaya pendidikan dari SD hingga universitas bisa sangat besar, terutama kalau kamu ingin anak mendapatkan pendidikan terbaik.

Cara menyiapkan dana pendidikan:

  • Mulai sejak dini: Semakin awal kamu menabung, semakin ringan bebanmu nanti.
  • Gunakan instrumen investasi: Kamu bisa memanfaatkan reksa dana atau asuransi pendidikan untuk mengembangkan dana pendidikan.

Prioritas No. 7: Hiburan dan Liburan

Setelah semua kebutuhan mendasar dan jangka panjang terpenuhi, jangan lupa untuk menyisihkan sedikit uang untuk hiburan dan liburan. Ini penting untuk menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental.

Kenapa ini penting: Dengan menyisihkan anggaran untuk hiburan, kamu bisa menghindari keinginan impulsif untuk berbelanja atau liburan yang nggak terencana, yang bisa mengganggu anggaran keseluruhan.

Tips: Buat rekening terpisah untuk dana liburan. Setor uang secara berkala agar liburanmu nggak memberatkan keuangan ketika waktunya tiba.


Dana Darurat

Cara Mengatasi Konflik Prioritas

Kadang, kamu mungkin dihadapkan dengan beberapa prioritas sekaligus. Misalnya, kamu harus memilih antara menabung untuk dana darurat atau membayar utang. Dalam kasus seperti ini:

  • Fokus pada darurat dulu: Dana darurat penting untuk melindungi kamu dari kejadian tak terduga. Sementara utang bisa dicicil.
  • Bayar utang minimum: Kalau punya utang dengan bunga tinggi, tetap bayar cicilan minimum supaya nggak terlambat, tapi alokasikan sebagian besar ke dana darurat dulu.
  • Kombinasi strategi: Misalnya, alokasikan 70% untuk dana darurat dan 30% untuk utang, lalu sesuaikan proporsi ketika dana darurat sudah cukup.

Contoh Prioritas dalam Anggaran (Step-by-Step)

Misalnya, kamu memiliki penghasilan Rp5 juta per bulan. Ini contoh alokasi prioritasnya:

  1. Dana darurat: Rp500 ribu per bulan
  2. Bayar utang berbunga tinggi: Rp1 juta per bulan
  3. Tabungan pensiun atau investasi: Rp500 ribu per bulan
  4. Asuransi kesehatan atau BPJS: Rp200 ribu per bulan
  5. Tabungan untuk pembelian besar (misal kendaraan): Rp500 ribu per bulan
  6. Hiburan dan liburan: Rp300 ribu per bulan
  7. Pengeluaran kebutuhan (sewa, makan, transportasi, dll.): Rp2 juta

Dengan strategi ini, kamu bisa tetap menyeimbangkan kebutuhan sehari-hari sambil mempersiapkan masa depan tanpa merasa terlalu terbebani.


Dengan langkah-langkah dan prioritas yang jelas ini, kamu bisa mengelola anggaran dengan lebih efektif dan memastikan setiap rupiah yang kamu dapat digunakan dengan bijak.


FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Gimana cara bikin spreadsheet anggaran yang simpel?

  • Mulailah dengan membuat kolom penghasilan di satu sisi, lalu pengeluaran di sisi lainnya. Alokasikan pengeluaran sesuai kategori (kebutuhan, keinginan, tabungan). Kamu bisa pakai template Excel atau Google Sheets yang sudah tersedia online.

2. Gimana caranya supaya disiplin dengan anggaran?

  • Rutin cek pengeluaran: Tiap akhir minggu, cek mutasi rekening untuk melihat apakah pengeluaran sesuai anggaran. Ini bikin kamu lebih sadar dan bisa segera ambil tindakan kalau ada pengeluaran berlebih.

3. Bagaimana mengatasi pengeluaran tak terduga yang sering muncul?

  • Sisihkan sebagian dari bagian keinginan atau kebutuhan untuk biaya tak terduga. Ini membantu kamu tetap disiplin tanpa harus mengganggu tabungan.

Dengan tips ini, semoga kamu bisa lebih tenang dan terarah dalam mengelola keuanganmu!