Tahukah kamu? Lead time adalah salah satu poin penting untuk para pebisnis. Kamu tentunya pernah berbelanja online ‘kan? Ketika menunggu pesanan sampai, kamu biasanya memeriksa tracking berkali-kali untuk menemukan keberadaan barang.
Nah, waktu yang dibutuhkan sejak inisiasi sampai proses penyelesaian pesanan itulah yang dinamakan lead time. Antara toko online dan offline, keduanya memiliki lead time yang berbeda. Jika kamu penasaran tentang lead time lebih banyak, yuk simak artikel ini.
Pengertian Lead Time
Lead time adalah waktu yang direncanakan atau dibutuhkan, antara awal dan penyelesaian sebuah operasi, proyek, pesanan, dan lain sebagainya. Istilah ini umum digunakan pada manajemen rantai pasokan, bidang manufaktur, dan manajemen proyek.
Menghabiskan lead time yang lebih lama mengakibatkan pemborosan sumber daya dan inefisiensi. Oleh karena itu, perusahaan harus meninjau waktu pemrosesan sebagai tolak ukur untuk mengidentifikasi cara mengurangi lead time.
Namun, mengurangi lead time juga harus meningkatkan keseluruhan produktivitas. Selain itu, juga dapat menghasilkan pendapatan dan profit yang lebih tinggi.
Jenis-jenis Lead Time
Sebenarnya, ada beberapa jenis lead time, tetapi hanya 4 jenis yang menjadi utama di lingkungan perakitan atau manufaktur. Berikut daftar 4 jenis lead time yang utama.
-
Customer Lead Time
Customer lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara konfirmasi pesanan sampai pemenuhan pesanan. Baik pengambilan atau pengiriman, semuanya tergantung dengan kesepakatan yang dibuat oleh pelanggan.
-
Material Lead Time
Sedangkan, material lead time yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemesanan dengan pemasok dan menerimanya. Proses ini mulai dari pesanan dikonfirmasi sampai tersedia.
-
Factory/Production Lead Time
Factory/production lead time diartikan sebagai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim dan membangun produk. Dengan catatan, apabila semua bahan sudah tersedia.
-
Cumulative Lead Time
Cumulative lead time adalah total waktu yang dibutuhkan dari pesanan dikonfirmasi sampai pengiriman produk, apabila kamu harus memesan semua bahan karena tidak ada yang tersedia. Jenis lead time ini adalah penjumlahan dari material lead time dengan factory/production lead time.
Rumus dan Komponen Lead Time
Dilansip dari ClickUp, berikut adalah rumus untuk menghitung lead time:
Waktu Tunggu = Durasi Sebelum Proses + Durasi Proses + Durasi Penyimpanan + Durasi Pemeriksaan (Quality Control) + Durasi Pengiriman
Rumus lead time tersebut terdiri dari beberapa komponen, arti dari setiap komponen tersebut yaitu:
- Durasi sebelum proses: waktu yang diperlukan untuk menerima pesanan, memeriksa detail informasi pelanggan, dan membuat purchase order.
- Durasi pemrosesan: waktu yang diperlukan untuk memproduksi pesanan.
- Durasi penyimpanan: waktu untuk menyimpan produk di gudang.
- Durasi pemeriksaan (quality control): waktu yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk.
- Durasi pengiriman: waktu yang diperlukan untuk mengirim pesanan (dari penjual – pembeli).
Penerapan Lead Time pada Bisnis
Lead time berhubungan langsung dengan jumlah persediaan yang ada pada setiap titik rantai pasokan. Oleh sebab itu, pengurangan lead time sangatlah penting.
Pada awal artikel, kamu sudah mengetahui salah satu contoh penerapan lead time, yakni tentang waktu tunggu yang dibutuhkan pembeli atas produk yang dipesan lewat toko online. Nah, berikut penerapan lead time pada bisnis atau perusahaan.
- Perubahan saluran distribusi dari yang kurang efektif menjadi lebih baik.
- Mengurangi proses yang tidak menambah value, meningkatkan lead time, dan meningkatkan risiko.
- Membenahi metode pengiriman yang membutuhkan waktu panjang menjadi lebih cepat.
- Mengintegrasikan proses operasional dan teknologi secara otomatis.
- Mengganti pemasok yang jaraknya lebih dekat dengan lokasi produksi.
Bagaimana Cara Mengurangi Lead Time?
Sebagai pebisnis, mengurangi lead time bisa menjadi opsi yang patut dipertimbangkan apabila lead time memakan banyak waktu dan mengganggu proses bisnis. Selain itu, pengurangan lead time juga mampu meningkatkan penjualan dan lebih memuaskan konsumen.
Kamu bisa melihat data historis lead time dan memperkirakan rata-rata lead time yang diperlukan. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui kapan lead time meningkat, serta mencari tahu penyebabnya dan melakukan evaluasi.
-
Ganti Supplier
Salah satu penyebab dari meningkatnya lead time adalah supplier yang kerap terlambat menyiapkan dan mengirimkan pesanan. Apabila mereka tidak berusaha memperbaiki hal tersebut, maka kamu perlu mempertimbangkan untuk mengganti supplier.
-
Kitting
Kitting merupakan bentuk promosi yang menawarkan pengemasan dan pengiriman produk komplementer dalam satu bundle, seperti menjual mesin pembuat kopi beserta biji kopi dalam satu pack. Metode ini dapat mengurangi lead time untuk mengambil dan mengirim produk.
-
Ubah Metode Pengiriman
Perusahaan perlu mengubah metode pengiriman lain yang lebih cepat atau memiliki frekuensi pengiriman yang lebih banyak. Dengan menyediakan metode pengiriman yang beragam dan lebih fleksibel, tentunya dapat mengurangi lead time secara bertahap.
-
Lakukan Otomatisasi Proses
Meningkatnya lead time juga bisa disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error, seperti ketika petugas yang bertanggung jawab memesan stok terlambat menghubungi supplier. Hal itu menyebabkan waktu tunggu lebih lama.
Agar terhindar dari kejadian serupa, perusahaan bisa memanfaatkan Vendor-Owned Inventory (VOI) atau Vendor-Managed Inventory (VMI). Sistem tersebut mampu mengisi stok secara otomatis ketika hampir selesai.
Dengan melakukan otomatisasi, maka lead time dapat berkurang, karena supplier mendapatkan permintaan lebih awal sebelum perusahaan kehabisan stok. Meskipun serba otomatis, tetapi sistem tersebut tetap membutuhkan pemeliharaan atau perawatan.
Seperti yang diketahui, lead time adalah poin yang sangat penting, baik bagi pemilik bisnis, efisiensi proses bisnis, hingga pelanggan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan pengurangan lead time untuk mencapai kepuasan konsumen.