Banyak yang beli asuransi dengan harapan bisa untung. Dijanjikan “uang kembali”, “unit link”, “investasi sekaligus perlindungan”. Padahal… itu bukan esensinya.
Asuransi itu bukan buat cari untung. Bukan juga buat memperkaya diri. Fungsi utamanya cuma satu: melindungi kekayaan yang udah kamu punya.
Biar saat hidup lagi ambyar—sakit parah, kecelakaan, atau musibah lainnya—tabunganmu gak ikut lenyap.
Asuransi itu bukan investment. It’s wealth protection.
Elderly Couples talking about finance with piggy bank
🤝 Apa Itu Asuransi Sebenarnya?
Asuransi itu simpel. Intinya: skema proteksi kolektif.
Kita semua (peserta asuransi) iuran bareng-bareng ke satu wadah. Lalu kalau ada yang kena musibah—misalnya sakit, kecelakaan, atau meninggal—uang dari wadah itu dipakai buat bantu yang terdampak.
Gampangnya: gotong royong versi modern. Tapi karena skalanya besar, dikelola perusahaan, dan semua diatur dalam perjanjian resmi, jadilah itu disebut “asuransi”.
📌 Jadi yang kamu bayar itu bukan buat cari balik lebih banyak. Yang kamu bayar adalah biaya perlindungan, supaya kamu gak sendirian kalau hal buruk terjadi.
“Kamu gak beli untung. Kamu beli rasa aman.”
🧏♂️ Agen Asuransi & Salah Kaprah di Masyarakat
Salah satu alasan kenapa banyak orang salah paham soal asuransi adalah… ya, karena cara menjualnya.
Banyak agen asuransi terlalu fokus jualan “asuransi plus investasi”, janji “duit balik”, atau bahkan bilang “premi kamu nanti bisa jadi tabungan.” Akhirnya, masyarakat pun punya harapan: “Kalau saya ikut asuransi, nanti saya untung.”
Padahal… ya gak begitu konsepnya.
📉 Saat akhirnya uang nggak balik, atau nilai investasi di unit link malah minus, langsung muncul reaksi:
“Kok duit saya berkurang?!”
“Ini nipu dong!”
“Katanya investasi, tapi kok rugi?”
Ini semua terjadi karena mindset-nya dari awal sudah salah: menganggap asuransi = investasi.
📌 Faktanya:
Agen butuh closing → jadi tergoda janjiin hal yang bikin tertarik
Nasabah gak edukasi diri → berharap hasil dari produk yang fungsinya bukan buat itu
“Kalau kamu berharap untung dari produk proteksi, kamu pasti kecewa.”
Dan yang lebih parah, karena merasa dirugikan, orang-orang jadi kapok dan trauma sama semua jenis asuransi.
Father shaking hands with insurance agent. Family life insurance flat vector illustration. Insurance concept for banner, website design or landing web page
🤷♂️ Siapa yang Butuh Asuransi?
Ini pendapat pribadi saya… Tapi menurut saya, gak semua orang wajib punya asuransi.
Kalau kamu masih karyawan entry-level, belum nikah, penghasilan pas-pasan, dan total aset gak sampai 100 juta—ngapain maksa beli asuransi? Kamu udah punya BPJS. Itu udah cukup untuk kebutuhan dasar kesehatan.
Masalahnya, banyak yang ditakut-takutin: “Kalau gak punya asuransi, nanti sakit bikin bangkrut!”
Padahal, buat sebagian besar orang, justru premi asuransi itu yang bikin dompet makin tipis tiap bulan. Daripada bayar premi mahal cuma buat “rasa aman semu”, mending uangnya ditabung dulu, atau dipakai bangun dana darurat.
📌 Kapan mulai butuh asuransi?
Kalau kamu punya tanggungan (anak, pasangan, orang tua)
Kalau asetmu udah signifikan dan perlu dijaga
Kalau kamu ingin proteksi lebih dari sekadar BPJS
“Asuransi itu penting, tapi bukan darurat. Jangan beli karena takut, beli karena sudah siap.”
🔞 Kalau Kamu Masih di Bawah 30 Tahun…
…maka harusnya kamu nggak butuh asuransi.
Walaupun ini nggak bisa digeneralisir 100%, tapi dalam banyak kasus—terutama buat kamu yang berasal dari keluarga biasa-biasa aja—90% anak muda seharusnya nggak perlu repot beli asuransi.
Kenapa?
Karena selain fokus kamu seharusnya ada di ngumpulin aset, di usia segitu tubuh kamu juga masih fit-fitnya. Risiko sakit parah atau rawat inap itu relatif rendah.
Kamu masih:
Jarang ke rumah sakit
Cepat pulih kalau sakit
Belum punya beban finansial yang besar
Jadi ngapain keluar uang rutin buat jaga-jaga yang kemungkinan besar nggak kejadian?
📌 Mending uang itu dialihkan ke:
Dana darurat
Investasi kecil-kecilan
Nambah skill supaya income naik
“Di usia muda, tubuh kamu masih kuat. Yang harus kamu lindungi itu bukan kesehatan—tapi masa depan keuanganmu.”
Asuransi nanti aja, kalau hidupmu udah lebih kompleks.
💸 Bagaimana Mau Kaya Kalau Duitnya Dipakai Buat Asuransi?
Coba pikir deh… Penghasilan masih pas-pasan, tapi udah sibuk setor premi tiap bulan. Ratusan ribu, bahkan jutaan… Buat apa? Buat proteksi yang bahkan belum terlalu relevan di tahap hidupmu sekarang.
Padahal uang itu bisa kamu pakai buat hal yang lebih penting:
Upgrade skill
Ikut kelas yang ningkatin income
Beli buku, kursus, atau bangun usaha kecil-kecilan
Tapi karena kamu takut, atau keburu diracunin marketing “biar gak bangkrut kalau sakit”, akhirnya uangmu habis buat rasa aman semu.
📌 Ingat: Asuransi itu proteksi dari risiko, Tapi nggak bisa bantu kamu naik kelas finansial.
“Kalau penghasilan belum naik, tapi kamu udah sibuk proteksi, ya kamu aman… dalam kemiskinan.”
Sakit itu risiko. Tapi gaji segitu-gitu aja selamanya? Itu juga risiko.
🥦 Punya Asuransi atau Nggak, Jaga Kesehatan Tetap Prioritas
Mau kamu punya asuransi atau enggak, jaga kesehatan tetap nomor satu. Bahkan kalau harus milih, mending keluar duit buat hidup sehat dulu—daripada buru-buru beli asuransi.
Kenapa?
Karena asuransi itu cuma jaring pengaman. Fungsinya muncul kalau kamu jatuh. Tapi kalau kamu bisa mencegah jatuh dari awal—ya jelas itu lebih bagus, kan?
Bayar asuransi 500 ribu per bulan, tapi tiap hari ngerokok, junk food, tidur jam 2 pagi? Itu namanya nabrak pelan-pelan sambil bawa SIM.
📌 Jadi sebelum mikirin premi, mending pikirin:
Makan udah bener belum?
Udah gerak tiap hari?
Udah tidur cukup?
“Investasi paling penting bukan di polis. Tapi di tubuhmu sendiri.”
Asuransi itu cadangan. Tapi gaya hidup sehat adalah pertahanan utama.
🤔 Jadi, Saya Butuh Asuransi atau Nggak?
Jawabannya: tergantung. Asuransi itu bukan kewajiban semua orang. Tapi ada kondisi di mana asuransi mulai jadi masuk akal.
Kamu mulai butuh asuransi kalau:
Kamu sudah berkeluarga dan jadi tulang punggung. Kalau kamu sakit atau meninggal, siapa yang akan urus istri, anak, atau orang tua? Asuransi jiwa dan kesehatan bisa jadi proteksi buat mereka, bukan buat kamu.
Asetmu sudah cukup banyak dan sayang kalau amblas. Kamu punya tabungan, rumah, atau kendaraan yang nilainya lumayan? Satu musibah bisa bikin semuanya ludes. Di sini asuransi berfungsi sebagai proteksi aset, bukan alat cari untung.
Usiamu sudah lewat 30, dan tubuh nggak sekuat dulu. Di atas 30, biasanya penyakit mulai “nyicil” datang, apalagi kalau kamu:
Jarang olahraga
Makan sembarangan
Kerja lembur terus
📌 Kalau tiga poin di atas belum kejadian di hidupmu, mungkin belum saatnya beli asuransi. Fokus dulu ke bangun pondasi keuangan yang sehat.
“Asuransi itu kayak sabuk pengaman. Bukan wajib dipakai setiap saat, tapi kamu bakal nyariin saat situasi darurat.”
👨👩👧👦 Gimana Kalau Udah Berkeluarga Tapi Aset Masih Nol?
Ini situasi yang umum: Udah nikah, punya anak, tapi tabungan pas-pasan, aset belum ada, gaji masih ngepas. Pertanyaannya: perlu beli asuransi nggak?
Jawaban saya: belum tentu.
Kalau kamu masih struggling di tahap awal kehidupan rumah tangga, saran saya bukan langsung beli asuransi. Tapi:
Fokus jaga kesehatan dulu — biar nggak jatuh sakit, karena belum ada backup dana.
Upgrade skill secepatnya — biar income naik, dan kamu bisa mulai bangun aset.
Asuransi itu berguna kalau udah ada yang mau kamu lindungi. Kalau belum punya tabungan, investasi, atau harta yang perlu dijaga… ya belum saatnya.
“Kalau isi dompet masih kosong, apa yang mau diasuransikan?”
Jangan sampai kamu kehabisan uang tiap bulan karena bayar premi, tapi keluarga tetap rentan karena gak ada dana darurat, gak ada skill tambahan, dan gak ada pertumbuhan ekonomi di rumah.
Prioritas kamu saat ini: 💼 Naikin penghasilan 💊 Jaga pola hidup sehat 💰 Mulai nabung pelan-pelan
Asuransi itu penting. Tapi bukan prioritas utama untuk semua orang. Apalagi kalau kamu masih di tahap bangun fondasi keuangan.
🎯 Fokus utamamu saat ini cuma dua:
Jaga kesehatan sebaik mungkin – karena sakit itu mahal
Tingkatkan penghasilan secepat mungkin – supaya ada yang bisa dilindungi
Setelah income kamu stabil, aset mulai terkumpul, dan hidup mulai tenang… baru deh kamu bisa mulai pikirin asuransi secara serius—sebagai proteksi, bukan investasi.
Jangan buru-buru beli asuransi supaya kelihatan “siap”. Bangun kekuatan finansialmu dulu, baru lindungi apa yang sudah kamu punya.
Asuransi itu kayak payung. Dipakai saat hujan. Tapi sebelum bisa beli payung mahal, pastikan dulu kamu udah punya jalan hidup yang layak dilewati.