Apa Itu Dividend Investing? Penjelasan Beserta 5 Contohnya

Pernah kepikiran nggak, gimana caranya dapetin penghasilan pasif cuma dari investasi? Dividend investing bisa jadi jawabannya! Bayangin deh, kamu bisa dapat untung rutin setiap tahun, bahkan saat harga saham lagi turun. Tapi, gimana cara kerjanya, dan apa aja risikonya? Let’s dive in!

Apa Itu Dividend Investing?

Dividend investing adalah strategi investasi di mana kamu membeli saham dari perusahaan yang secara teratur membagikan dividen. Dividen ini adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham, biasanya dalam bentuk uang tunai.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan penghasilan pasif dari dividen yang diterima secara berkala, selain potensi keuntungan dari kenaikan harga saham.

Perusahaan Membagikan Dividen

Mengapa Perusahaan Membagikan Dividen?

Perusahaan membagikan dividen sebagai bentuk penghargaan kepada para pemegang saham. Ini adalah cara perusahaan untuk membagikan sebagian dari keuntungannya, terutama jika mereka sudah mapan dan tidak lagi membutuhkan seluruh laba untuk ekspansi bisnis.

Biasanya, perusahaan yang sudah stabil dan tidak memiliki banyak peluang investasi baru lebih cenderung membagikan dividen.

Keuntungan Dividend Investing

  1. Pendapatan Pasif: Dividen memberi sumber pendapatan yang stabil, yang bisa menjadi pendapatan tambahan.
  2. Reinvestasi: Kamu bisa menggunakan dividen untuk membeli lebih banyak saham dan meningkatkan kepemilikanmu.
  3. Stabilitas Saham: Saham-saham yang memberikan dividen umumnya dari perusahaan besar yang stabil, jadi risikonya lebih rendah dibanding saham pertumbuhan yang volatil.
  4. Proteksi di Pasar Bearish: Saat pasar saham turun, dividen bisa menjadi sumber penghasilan yang lebih stabil.

Kerugian Dividend Investing

  1. Kenaikan Saham Lebih Lambat: Saham dividen biasanya tidak tumbuh secepat saham pertumbuhan (growth stocks).
  2. Pajak Dividen: Di Indonesia, dividen yang diterima dikenakan pajak. Jadi, pendapatan dari dividen akan dipotong pajak.
  3. Risiko Penurunan Dividen: Perusahaan bisa menurunkan atau bahkan menghentikan pembayaran dividen jika performa bisnis menurun.
  4. Ekspektasi Return yang Lebih Rendah: Meskipun stabil, return dari dividen biasanya lebih rendah dibanding investasi pada saham pertumbuhan.

Risiko Dividend Investing

  • Perubahan Kebijakan Dividen: Dividen tidak dijamin dan bisa dipotong jika perusahaan mengalami masalah keuangan.
  • Ketergantungan pada Perusahaan Besar: Jika kamu terlalu fokus pada saham dividen, portofoliomu mungkin terlalu terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan besar dan tidak cukup terdiversifikasi.
  • Inflasi: Dividen yang kamu terima mungkin tidak cukup untuk mengimbangi inflasi, terutama jika tingkat pertumbuhannya lambat.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Dividend Investing

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Dividend Investing?

  1. Rasio Pembayaran Dividen: Rasio pembayaran dividen yang terlalu tinggi (misalnya lebih dari 80%) bisa jadi tanda bahaya. Ini berarti perusahaan membagikan sebagian besar keuntungannya, yang bisa memengaruhi pertumbuhan jangka panjang.
  2. Sejarah Pembayaran Dividen: Periksa apakah perusahaan memiliki sejarah pembayaran dividen yang stabil dan apakah pernah ada pemotongan dividen.
  3. Pertumbuhan Dividen: Carilah perusahaan yang terus meningkatkan dividen dari tahun ke tahun, menunjukkan stabilitas keuangan.
  4. Yield Dividen: Ini adalah persentase dari harga saham yang dibagikan sebagai dividen. Yield yang terlalu tinggi (>10%) bisa jadi risiko karena perusahaan mungkin overextending diri.

Apakah Saham Dividen Lebih Stabil?

Ya, saham dividen umumnya lebih stabil dibanding saham pertumbuhan. Perusahaan yang rutin membayar dividen biasanya adalah perusahaan besar dan mapan yang memiliki arus kas yang stabil. Saham-saham ini cenderung kurang volatile dibanding perusahaan kecil atau yang masih bertumbuh, tetapi juga bisa mengalami penurunan jika ada masalah fundamental.

Ekspektasi Return per Tahun dari Dividend Investing

Secara umum, yield dividen di Indonesia berkisar antara 4-8% per tahun, tergantung pada perusahaan dan industrinya. Namun, jika kamu juga memperhitungkan capital gain dari kenaikan harga saham, total return bisa lebih tinggi. Untuk strategi jangka panjang, reinvestasi dividen bisa memperbesar return melalui compound growth.

Cara Kerja Dividend Investing

Saat kamu berinvestasi di saham dividen, kamu tidak hanya bergantung pada kenaikan harga saham (capital gain), tetapi juga mendapatkan keuntungan dari dividen yang dibagikan perusahaan. Kamu bisa menginvestasikan kembali dividen tersebut untuk membeli lebih banyak saham (compound) atau menggunakannya untuk kebutuhan lain.

Kuncinya adalah memilih saham dari perusahaan yang stabil dan memiliki kebijakan dividen yang kuat.

Pengertian Cum Date dan Ex Date

  • Cum Date: Cumulative Date adalah tanggal terakhir di mana kamu harus memiliki saham untuk menerima dividen. Jika kamu membeli saham sebelum cum date, kamu berhak mendapatkan dividen yang akan dibagikan.
  • Ex Date: Expired Date adalah hari setelah cum date. Jika kamu membeli saham setelah ex date, kamu tidak akan mendapatkan dividen.

Ini penting untuk diperhatikan karena bisa memengaruhi keputusan kapan membeli saham jika tujuanmu adalah mendapatkan dividen.

jenis investor

Siapa yang Cocok Untuk Dividen Investing?

Bagaimana Cara Memulai Dividend Investing?

  1. Pilih Saham dengan Dividen yang Stabil: Fokus pada perusahaan yang memiliki sejarah dividen stabil dan pertumbuhan laba yang baik.
  2. Periksa Yield Dividen: Yield dividen yang ideal biasanya berkisar antara 3-6%. Jangan terjebak dengan yield yang terlalu tinggi.
  3. Diversifikasi Portofolio: Jangan hanya fokus pada satu atau dua perusahaan. Diversifikasi ke beberapa sektor untuk mengurangi risiko.
  4. Reinvestasi Dividen: Gunakan dividen yang kamu terima untuk membeli lebih banyak saham dan memperbesar kepemilikan.
  5. Pantau Kinerja: Terus pantau kinerja perusahaan dan kebijakan dividen untuk memastikan bahwa dividen tetap stabil dan meningkat.

Contoh Saham Dividend Investing

Berikut adalah contoh saham-saham dividend investing di Indonesia beserta rata-rata dividen 5 tahunnya. Aku juga akan jelaskan bidang usaha tiap perusahaan tersebut:

1. HEXA – PT Hexindo Adiperkasa Tbk

  • Rata-rata Dividen 5 Tahun: 16.41%
  • Bidang: Alat Berat dan Mesin PT Hexindo Adiperkasa Tbk bergerak di bidang distribusi dan penyewaan alat berat, terutama yang digunakan di sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan. Mereka adalah distributor resmi Hitachi Construction Machinery di Indonesia. Karena permintaan alat berat tinggi di sektor-sektor tersebut, HEXA secara konsisten menghasilkan keuntungan yang besar dan bisa membagikan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya.

2. MLBI – PT Multi Bintang Indonesia Tbk

  • Rata-rata Dividen 5 Tahun: 4.84%
  • Bidang: Minuman PT Multi Bintang Indonesia Tbk dikenal sebagai produsen dan distributor minuman beralkohol serta non-alkohol ternama di Indonesia, dengan produk utama seperti Bir Bintang dan Heineken. Karena posisinya yang kuat di pasar minuman dan penjualan yang konsisten, MLBI mampu memberikan dividen secara stabil kepada pemegang saham.

3. DMAS – PT Puradelta Lestari Tbk

  • Rata-rata Dividen 5 Tahun: 14.33%
  • Bidang: Properti dan Kawasan Industri PT Puradelta Lestari Tbk adalah pengembang properti yang fokus pada pembangunan kawasan industri dan residensial. Mereka mengelola kawasan industri Delta Mas, yang terletak di Cikarang, Jawa Barat. Dengan banyaknya perusahaan yang mencari lokasi strategis untuk pabrik, DMAS menikmati permintaan tinggi, yang menghasilkan pendapatan kuat dan dividen besar.

4. MERK – PT Merck Tbk

  • Rata-rata Dividen 5 Tahun: 10.87%
  • Bidang: Farmasi dan Kesehatan PT Merck Tbk adalah perusahaan farmasi multinasional yang memproduksi obat-obatan dan produk kesehatan lainnya. Sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, Merck memiliki posisi pasar yang kuat dan pendapatan yang stabil, memungkinkan mereka untuk rutin membagikan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya.

5. PTBA – PT Bukit Asam Tbk

  • Rata-rata Dividen 5 Tahun: 16.86%
  • Bidang: Pertambangan (Batubara) PT Bukit Asam Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan batubara terbesar di Indonesia. Dengan permintaan batubara yang masih tinggi baik dari dalam negeri maupun ekspor, PTBA terus menghasilkan keuntungan besar. Perusahaan ini dikenal sering membagikan dividen dalam jumlah besar karena kinerja keuangannya yang solid.

Kelima saham di atas adalah contoh perusahaan yang cocok untuk strategi dividend investing karena mereka memiliki rekam jejak membagikan dividen yang konsisten dengan tingkat pengembalian yang menarik. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di berbagai sektor seperti alat berat, minuman, properti, farmasi, dan pertambangan—yang semuanya memiliki fundamental kuat di Indonesia.

Dengan strategi dividend investing yang tepat, kamu bisa membangun portofolio yang memberikan pendapatan pasif sekaligus potensi capital gain dalam jangka panjang.

Leave a Comment