Saat ini, dimana berbagai informasi mudah didapatkan, anak-anak muda mulai banyak yang masuk ke dunia keuangan, seperti saham, forex, obligasi, reksadana, dan lain-lain.
Dalam artikel kali ini, kami akan berusaha membuat panduan cara belajar saham bagi pemula yang ingin mulai belajar bisnis saham, baik dalam bentuk investasi maupun trading.
Artikel ini akan kami buat cukup lengkap akan tetapi mudah untuk dipahami, agar anda yang baru ingin mulai belajar cara bisnis saham mengetahui langkah-langkah awal yang perlu dipersiapkan.
Apa Itu Saham?
Pengertian Saham
Saham (stock) adalah suatu lembaran bukti kepemilikan perusahaan. Jika kita memiliki saham dari suatu perusahaan artinya kita memiliki bagian dari perusahaan tersebut. Maka ketika terjadi pembagian keuntungan perusahaan, kita berhak untuk mendapatkan bagian kita sesuai lembar saham yang kita miliki dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham merupakan salah salah satu instrumen yang paling sering digunakan sebagai sarana investasi. Dianggap sebagai sarana bisnis yang sangat menguntungkan. Karena dengan tanpa secara riill terjun mengelola perusahaan, anda tetap bisa mendapatkan keuntungan, yang bahkan bisa lebih besar dari para pengelolanya.
Perusahaan-perusahaan yang bisa dengan mudah untuk kita andil dalam permodalannya adalah perusahaan terbuka yang biasanya di penamaan perusahaannya terdapat embel-embel TBK di belakangnya. Sebagai contoh PT. Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan masih banyak lagi. Ada ratusan perusahaan yang mana kita bisa menyertakan uang kita di dalamnya.
Saham-saham perusahaan-perusahaan tersebut diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dalam mekanisme jual-belinya melalui perantaraan perusahaan sekuritas (broker saham).
Ketika anda membeli suatu lembar saham, saham itu secara otomatis dititipkan ke tempat penitipan aset kolektif yang disebut kustodian, bukan di perusahaan sekuritas. Sehingga saham anda akan aman dan bisa diwariskan.
Bisnis Saham secara Online
Di jaman yang semuanya sudah serba online ini, untuk beli saham suatu perusahaan, anda sudah tidak perlu pergi ke perusahaan sekuritas. Anda cukup di depan komputer, laptop maupun smartphone, sudah bisa langsung melakukan transaksi. Selama anda mempunyai akses internet maka anda bisa dengan mudah untuk membeli maupun menjual saham.
Persiapan Sebelum Terjun ke Bisnis Saham
Hal yang paling utama dan harus anda lakukan sebelum terjun ke dunia saham adalah investasi ilmu. Pelajari terlebih dahulu secara cukup mendalam tentang dunia saham, berbagai macam pengetahuan tentang cara untung berbisnis saham dan berbagai resikonya, baru mulai terjun.
Susun suatu strategi yang logis untuk bisa menghasilkan cuan di bisnis ini. Lebih baik sedikit telat masuk daripada uang anda habis karena tidak tahu cara yang benar. Bukannya untung tapi malah menghabiskan aset anda.
Risiko dan Keuntungan Bisnis Saham
Sebelum membahas keuntungan, lebih baik kita mengetahui terlebih dahulu apa risikonya. Kenapa begitu? Karena kerugian yang anda derita ketika tanpa perhitungan yang matang dalam bisnis ini, dapat menyebabkan anda benar-benar bangkrut. Bahkan sudah banyak cerita tentang orang yang bunuh diri karena bangkrut di bisnis ini.
Risiko dalam Bisnis Saham:
1. Capital Loss (Rugi Modal)
Ketika anda membeli suatu saham di harga tertentu dan berharap harga akan naik; sehingga anda mendapat keuntungan dari kenaikan lembar saham tersebut; namun kenyataannya justru sebaliknya; maka anda menderita kerugian karena nilai saham yang anda beli justru malah jatuh.
Sebagai contoh saham: Anda membeli saham perusahaan A, sebanyak 1000 lembar, dimana harga per lembar sahamnya adalah 2000 rupiah. Jadi yang harus anda keluarkan sebagai modal adalah 2 juta rupiah, belum termasuk fee (biaya) beli sekitar 0.20 persen (terdapat sedikit perbedaan biaya di antara broker).
Tidak lama kemudian ternyata harga jatuh disebabkan karena fundamental perusahaan yang jelek atau karena terjadi krisis ekonomi, dan nilai per lembar sahamnya berubah jadi 1500 rupiah per lembar. Dimana secara total, 1000 lembar saham anda nilainya berubah jadi 1,5 juta rupiah. Maka ketika anda jual saham anda, kerugian anda adalah 500 ribu rupiah. Belum termasuk fee jual, sekitar 0,30 persen.
2. Perusahaan Dilikuidasi karena Bangkrut
Ketika anda membeli saham dari perusahaan yang secara fundamental buruk, maka terdapat risiko bahwa perusahaan tersebut suatu saat lebih mudah bangkrut.
Dan ketika terjadi likuidasi, maka aset yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk membayar hutang-hutang perusahaan terlebih dahulu. Ketika masih tersisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. Tentunya ini kejadian yang sangat buruk. Apabila ternyata tidak ada yang tersisa, maka uang penyertaan modal anda menjadi benar-benar hangus.
Keuntungan Bisnis Saham:
1. Keuntungan dari Capital Gain (Peningkatan Nilai Modal)
Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Sebagai contoh: Ketika anda membeli suatu saham A dengan harga 1000 rupiah perlembar, sebanyak 1.000 lembar. Jadi total modal yang anda belanjakan adalah 1 Juta rupiah. Hitungannya: 1000 rupiah x 1000 lembar = 1.000.000 rupiah.
Setelah anda pegang saham tersebut selama beberapa lama, misal 1 tahun, kemudian terjadi peningkatan harga di bursa menjadi 2000 rupiah per lembar, maka anda mendapatkan keuntungan sebesar 1000 rupiah per lembar, dan total keuntungan anda dari capital gain adalah 1 juta rupiah. Hitungannya: 2000 rupiah x 1000 lembar = 2.000.000 rupiah.
2.000.000 (total harga sekarang) – 1.000.000 (modal awal) = 1.000.000 rupiah (keuntungan dari capital gain).
2. Keuntungan dari Pembagian Dividen
Apa itu dividen? Ketika suatu perusahaan mendapatkan keuntungan dari bisnis yang dijalankannya, keuntungan tersebut disamping digunakan untuk mengembangkan perusahaan, biasanya sebagian juga dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dimana anda juga bisa menjadi bagian dari anggota rapat tersebut.
Keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada anda selaku pemegang saham disebut dividen. Dividen bisa berupa uang, juga bisa berbentuk dividen stock (saham tambahan) yang bisa tetap anda pegang ataupun anda jual untuk dijadikan uang.
High Risk, High Return
Setelah anda membaca ulasan singkat tentang risiko bisnis saham dan kemudian keuntungannya, diharap anda bisa lebih jernih ketika memutuskan untuk terjun di bisnis ini.
Risikonya sangat besar, tapi keuntungan yang anda dapatkan juga bisa sangat besar (high risk, high return). Meskipun begitu keuntungan tersebut tidak bisa anda dapatkan hanya dalam waktu singkat. Makin anda terburu-buru untuk sukses dan kaya raya, makin dekat anda untuk jatuh kepada kebangkrutan. Jadi harus tetap rasional ketika memutuskan untuk masuk ke bisnis ini. Tidak ada cara instan untuk kaya raya di bisnis saham.
Bisnis ini bisa menggandakan berkali lipat kekayaan anda dalam jangka panjang, tapi juga bisa menghabiskan kekayaan anda justru dalam jangka pendek. Maka diwajibkan kehati-hatian ketika melakukan transaksi. Selalu melihat risiko kerugian sebelum membayangkan keuntungan. Kurangi risiko seminim mungkin untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Terdapat beberapa jenis bisnis investasi yang risikonya di bawah saham. Di antaranya investasi di obligasi, deposito, emas, properti, dan lain-lain. Jika anda ingin lebih aman dalam berinvestasi, silahkan pilih jenis investasi tersebut. Tapi tentunya secara return keuntungan (jika sama-sama sukses), jauh lebih menguntungkan di bisnis saham.
Hal lain yang perlu anda ketahui; sebagian besar orang terjun di bisnis ini berakhir dalam kegagalan, bahkan banyak juga yang bangkrut total.
Sekitar 90% pebisnis saham gagal, 6% sukses, 4% sisanya impas. Bagaimana, apakah anda tetap ingin terjun ke bisnis saham? Jika iya, maka persiapkan matang-matang ilmu sebelum menggelontorkan modal besar di bisnis ini.
Untuk latihan mengasah skill memang dibutuhkan uang riil agar feeling dan psikologi kita terasah. Tapi awali dengan uang kecil. Setelah sukses dengan uang kecil, tambah modal anda secara bertahap, sesuai dengan peningkatan skill anda.
Selalu gunakan uang dingin untuk bisnis di pasar saham. Jangan gunakan uang hangat (misal uang untuk kebutuhan sehari-hari), apalagi uang panas (misal uang hasil hutang). Karena hal itu pasti akan mengacaukan rasionalitas dalam bisnis anda di saham. Anda akan merasa terburu-buru untuk menyelesaikan target anda.
Dan ketika posisi transaksi saham anda merugi, anda bisa menjadi tidak objektif, emosi anda dapat mengganggu analisa anda. Maka sangat disarankan untuk menggunakan uang dingin alias uang nganggur seperti uang tabungan, agar psikologis anda tidak terlalu terbebani dan tetap bisa berpikir rasional.
Tempat Belajar Saham
Seperti telah kami tulis di atas, bahwa sebelum terjun ke bisnis ini, anda harus berinvestasi waktu untuk banyak belajar terlebih dahulu. Investasi ilmu sebelum melakukan investasi uang. Karena terjun ke dunia saham tanpa ilmu dan kemampuan yang memadai sama saja anda sedang melakukan kegiatan perjudian. Hanya untung-untungan yang suatu saat pasti akan anda sesali.
Meskipun ketika nekat masuk ke saham tanpa ilmu memadai anda bisa untung di awalnya (biasa disebut keberuntungan pemula), tapi dalam jangka panjangnya pasti anda akan merugi.
Asah kemampuan anda dengan memanfaatkan website atau aplikasi yang menyediakan demo untuk bisnis saham menggunakan uang virtual mainan, seperti aplikasi Stockbit. Manfaatkan juga aplikasi seperti Yahoo Finance, RTI Business dan lain-lain untuk membantu pembelajaran analisa anda. Setelah anda bisa konsisten menghasilkan profit dari belajar main saham secara demo, baru kemudian anda bisa secara bertahap menggunakan uang riil.
Untuk belajar tentang cara berbisnis saham, anda bisa belajar dari buku-buku yang mengajarkan cara investasi saham ataupun trading saham. Buku belajar saham tersebut bisa anda beli secara online maupun offline. Banyak juga buku-buku yang bisa anda download secara gratis di internet. Dari berbagai buku tersebut, formulasikan hal yang inti untuk dijadikan sistem dalam bisnis saham anda.
Akan lebih baik lagi jika anda memiliki mentor yang telah terlebih dahulu sukses di bisnis saham. Hal ini akan lebih bisa mempercepat dalam pembelajaran anda. Mengeliminasi pengetahuan-pengetahuan yang kurang diperlukan pada sistem yang anda gunakan dan menguatkan pengetahuan-pengetahuan yang penting bagi sistem anda.
Jika anda kesulitan untuk mencari mentor pribadi, anda bisa juga mengikuti seminar-seminar atau kursus saham terbaik yang diisi oleh orang-orang yang terbukti telah sukses di bisnis ini. Jangan ikuti seminar-seminar yang pengisinya hanyalah seorang pengamat ataupun pemain saham yang belum terbukti sukses. Karena disamping membuang waktu dan uang (jika berbiaya), juga terkadang malah bisa menyesatkan pemahaman anda dalam belajar bisnis saham.
Anda juga bisa belajar saham untuk pemula di Sekolah Belajar Saham IDX yang diadakan secara rutin oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Juga belajar saham online dari situs sekuritas (broker saham) dan blog-blog yang membahas saham yang dikelola oleh praktisi di bidang saham.
Hati-hati dalam belajar saham. Harus bisa memilih mana yang sesuai dengan strategi investasi atau trading yang kita kembangkan. Supaya tidak justru meracuni apa yang sedang serius kita pelajari. Membuat keraguan dan komplikasi dalam strategi kita. Terdapat ratusan bahkan ribuan strategi saham, pilih yang sesuai dengan karakter anda.
Membuka Rekening Saham
Setelah anda belajar cara jual beli saham, untuk bertransaksi secara real di bursa saham, anda memerlukan rekening saham. Dimana setelah anda memilikinya, anda baru bisa melakukan deposit dana dan kemudian melakukan transaksi beli maupun jual di bursa saham.
Untuk memiliki rekening saham, anda bisa mendaftar melalui berbagai perusahaan sekuritas (broker saham) yang bisa anda pilih sesuai dengan pola bisnis saham anda. Diantaranya adalah Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas Indonesia, Indo Premier Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Phillip Sekuritas Indonesia, UBS Sekuritas Indonesia, RHB Sekuritas Indonesia, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Citigroup Sekuritas Indonesia, Deutsche Sekuritas Indonesia, dan sekuritas-sekuritas lainnya.
Legalitas Sekuritas
Dalam memilih sekuritas, yang paling penting adalah legalitasnya, tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki sertifikat Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Dengan begitu, anda akan merasa aman terkait dana investasi maupun trading anda.
Komisi Per Transaksi
Hal lain yang perlu anda jadikan pertimbangan adalah komisi yang harus anda bayarkan pada setiap transaksi. Karena umumnya terdapat perbedaan biaya pada setiap broker. Biasanya komisi untuk transaksi beli sekitar 0,1 % hingga 0,3 %. Sedangkan komisi untuk penjualan berkisar antara 0,2 % hingga 0,4 %.
Jika dana anda lumayan besar, anda juga bisa bernegoisasi dengan pihak broker terkait besaran komisi. Terkait perbedaan komisi ini biasanya dianggap sangat penting bagi yang sering trading saham, sering keluar masuk bursa saham. Karena akan sering terkena komisi.
Setoran Awal
Hal lain yang mungkin perlu anda pertimbangkan adalah besaran setoran (deposit ) awal untuk bisa mulai transaksi di bursa saham. Berbeda-beda antar broker, ada yang cukup deposit sebesar 100 ribu rupiah sudah bisa bertransaksi, adapula yang minimal deposit awalnya harus 10 juta. Sesuaikan dengan kemampuan anda.
Fasilitas
Pertimbangan lain dalam memilih broker yang perlu anda ketahui adalah apakah broker tersebut memiliki fasilitas sesuai dengan sistem yang anda gunakan. Sehingga memudahkan anda dalam melakukan transaksi.
Semisal, apakah sekuritas tersebut memiliki aplikasi saham online, apakah aplikasinya terdapat fungsi auto stop loss, dan lain sebagainya. Fitur-fitur yang sekiranya dapat mempermudah transaksi anda.
Bahan pertimbangan di atas hanyalah yang inti-inti saja, mungkin masih ada pertimbangan lain yang bisa anda sesuaikan dengan kebutuhan anda. Misal, kesesuaian Rekening Dana Investor (RDI) dengan rekening bank yang anda gunakan, terdapatnya fasilitas margin dengan bunga rendah dan limit besar, adanya rekomendasi saham harian, dan lain-lain.
Memisah Dana Investasi dan Trading
Saat masuk ke bisnis saham, anda harus dari awal sudah mulai memilih akan menjadi investor ataukah trader. Karena keduanya mempunyai cara yang cukup berbeda dalam strateginya. Dan ketika anda mecampur-adukkan keduanya dalam satu strategi, kemungkinan untuk sukses akan cenderung tipis. Maka anda harus tahu, transaksi yang sedang anda lakukan tersebut merupakan investasi ataukah trading. Sehingga tidak ada istilah saham nyangkut, dimana trading berubah menjadi investasi karena salah posisi alias loss.
Namun, jika ternyata anda memilih untuk menjadi keduanya (investor sekaligus trader), maka untuk menjaga money management dan psikologi trading, sebaiknya memisahkan uang tersebut di dua rekening saham yang berbeda. Bisa dengan meletakkannya di dua perusahaan sekuritas yang berbeda.
Menjadi Investor ataukah Trader
Seperti telah kami tulis di atas, ketika masuk ke bisnis saham, mau tidak mau, secara psikologis anda diwajibkan untuk memilih menjadi investor ataukah trader. Karena akan cukup banyak perbedaan dalam proses belajar dan skill yang perlu anda latih. Mencampuradukkan pola transaksi investasi dan trading dalam transaksi yang sama biasanya justru akan membuat celaka.
Pilihan menjadi investor ataukah trader ini akan berkaitan dengan kecenderungan anda. Mana yang lebih sesuai dengan karakter pribadi, modal, dan waktu luang anda. Lebih detailnya sebagai berikut:
Menjadi Investor
Menjadi investor saham adalah menanamkan modal/membeli saham pada suatu perusahaan dengan harapan ketika perusahaan tersebut berkembang dan mendatangkan keuntungan, nilai dari saham yang kita miliki juga akan mengalami kenaikan serta mendapat keuntungan lain berupa pembagian hasil (dividen).
Sebagai investor, umumnya akan menggunakan jangka waktu menengah atau panjang. Sesuai dengan perkembangan perusahaan yang biasanya membutuhkan waktu cukup lama. Mulai 1 tahun hingga 10 tahun.
Oleh karena itu, untuk menjadi investor lebih diutamakan untuk belajar investasi saham dengan memahami riil fundamental dari suatu perusahaan, yang kita dapatkan melalui laporan keuangannya. Menganalisis laporan tahunan, corporate action, public expose, RUPS, dan lain-lain yang berkaitan erat dengan perusahaan tersebut secara riil.
Menjadi investor lebih diutamakan untuk memperdalam pemahaman tentang analisa fundamental daripada analisa teknikal (pembacaan grafik naik-turun). Akan tetapi analisa teknikal tetap dibutuhkan untuk menentukan posisi masuk (entry) yang tepat saat mau melakukan pembelian saham.
Selain terkait fundamental perusahaan, hal lain terkait perusahaan yang perlu dipelajari adalah managemen perusahaan terkait. Apakah terhitung Good Corporate Governance / GCG (perusahaan yang tata kelolanya baik) ataukah justru buruk. Hal ini diperlukan karena pihak manajemen perusahaan lah yang menjadi nahkoda bagi keberlangsungan perusahaan.
Jadi, pribadi-pribadi dalam perusaahan tersebut tetap akan mempengaruhi kelangsungan perusahaan kedepannya. Jika manajemennya korup, misalnya, bagaimana bisa diharapkan suatu perusahaan bisa berjalan dengan baik?
Hal-hal yang sering dijadikan acuan untuk menilai GCG suatu perusahaan adalah transparansinya, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, kewajaran dan kesetaraan.
Jika ingin melakukan investasi, usahakan pada perusahaan yang benar-benar dipahami seluk-beluknya. Bukan asal-asalan pada perusahaan yang produk atau jasanya tidak kita pahami sama sekali.
Pilih perusahaan yang bagus dan terus bertumbuh. Rekam jejak masa lalunya bagus, dan potensi perkembangan kedepannya cepat.
Lihat juga value perusahaan tersebut. Apakah harga sahamnya wajar, ataukah undervalue (di bawah nilai wajar), ataukah justru overvalue (di atas nilai wajar). Pilih yang undervalue, yang berarti saham perusahaan tersebut salah harga. Seharusnya lebih mahal tapi dihargai terlalu murah. Maka potensial untuk anda beli. Sehingga capital gain yang anda dapatkan kedepannya diharapkan akan berlipat dengan cepat. Ini biasanya dianalisa dengan menggunakan Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan metode analisa lain. Jangan lupakan juga perkembangan (growth) perusahaan tersebut, apakah berkembang pesat ataukah lambat.
Bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Semisal jenis saham perusahaan pertambangan, bandingkan dengan perusahaan pertambangan lain. Pilih yang berisiko lebih kecil, berpeluang mendatangkan keuntungan lebih besar dan lebih cepat.
Hal yang perlu diketahui jika anda ingin menjadi investor; anda harus siap uang modal anda berhenti dalam waktu yang cukup lama. Bersabar tidak menggunakan uang itu untuk keperluan lain. Oleh karena itu, seperti telah kami tulis di atas; jangan gunakan uang hangat atau panas, tapi harus uang dingin. Agar anda tidak mudah panik ketika floating loss (mengalami kerugian mengambang/belum terealisasi), juga imbal hasil yang anda dapatkan menjadi maksimal.
Jika anda seorang yang aktif menabung uang (misal uang untuk masa pensiun), akan sangat bagus jika anda menggunakan sistem tabung saham setiap bulan. Sebagaimana ajakan pemerintah dengan jargon “Yuk Nabung Saham”. Tentunya menabung pada perusahaan-perusahaan yang secara fundamental bagus. Bukan asal-asalan pada setiap perusahaan alias bukan merupakan kejar target nabung saham.
Kesempatan sangat bagus sering muncul setiap kurang lebih sepuluh tahun. Biasanya saat terjadi crash, dimana banyak saham berbagai perusahaan sudah overvalue (di atas nilai wajarnya), dan kemudian anjlok. Anda bisa ambil saat berada di posisi bawah (dianggap murah).
Kesempatan lain adalah ketika terjadi krisis ekonomi yang biasanya diikuti anjloknya harga-harga saham di bursa. Anda bisa membelinya ketika sekiranya harga saham sudah sangat-sangat rendah.
Menjadi Trader
Menjadi trader saham adalah menjadi pedagang saham. Membeli saham bukan untuk investasi, tapi beli untuk suatu saat tertentu dijual kembali. Biasanya jarak waktu untuk beli dan kemudian dijual hanya dalam waktu yang singkat. Bisa jangka pendek atau menengah. Mulai dari hanya beberapa menit, hingga beberapa bulan saja.
Memiliki saham bukan karena melihat value (nilai)-nya secara fundamental, akan tetapi karena berpikiran bahwa harga beberapa waktu kedepan akan lebih mahal daripada saat saham dibeli. Dengan begitu akan mendapatkan selisih harga dari penjualan.
Sebagai alat analisanya, biasanya para trader lebih mengutamakan belajar analisa teknikal saham dibanding fundamental. Analisa fundamental hanya digunakan sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak terjebak pada saham yang hampir mengalami perubahan besar dalam arah harga (trend).
Di antara analisa teknikal yang sering digunakan adalah pemahaman tentang trend (arah gerak harga), support dan resistance (dukungan dan penolakan, sebagai alat untuk mengetahui area batas bawah dan batas atas), supply dan demand (area sering terjadi akumulasi dan distribusi), chart pattern (pola grafik yang pernah terjadi secara berulang), candlestick pattern (pola candle harga yang pernah terjadi secara berulang) dan indikator-indikator teknikal seperti Moving Average, MACD, RSI, Stochastic, Bollinger, dan lain sebagainya.
Jika anda memilih untuk menjadi seorang trader daripada investor, di antara hal yang harus anda lakukan secara disiplin adalah penentuan stop loss (memberhentikan kerugian). Selalu tentukan titik stop loss sebelum anda membeli saham untuk trading. Laksanakan secara disiplin. Kegagalan anda dalam disiplin menerapkan stop loss, seringnya akan beimbas pada kegagalan anda dalam menjadi seorang trader.
Ketika anda membeli saham, dan ternyata kemudian harga justru tidak sesuai dengan yang anda harapkan. Bergerak ke arah yang merugikan anda hingga sampai ke titip stop loss, maka anda harus segera keluar pasar. Jual saham anda. Hindari averaging loss (membeli lagi di harga yang lebih murah) ketika sedang melakukan trading (averaging bisa diterapkan jika sedang menjadi investor).
Jangan kehilangan fokus. Saat anda trading jangan tiba-tiba berubah menjadi investor ketika trading anda mengalami floating loss (kerugian mengambang). Karena hal itu akan membebani psikologis anda sehingga makin tidak rasional. Dan sama dengan masuk pasar tanpa perencanaan yang matang. Bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi.
Demi keamanan dalam melakukan trading, hindari trading di saham-saham gorengan (biasanya saham-saham dengan kapital kecil) yang mudah digerakkan oleh orang-orang / institusi bermodal besar yang sering disebut bandar. Bisa menjebak anda, dimana seringkali pergerakan sahamnya sulit dianalisa secara teknikal, bisa tiba-tiba naik cepat, tapi juga bisa tiba-tiba turun dengan cepat.
Pastikan perusahaan/emiten dimana anda trading adalah perusahaan dengan saham yang likuid. Banyak terjadi transaksi besar setiap harinya. Memudahkan anda ketika masuk dan keluar pasar. Terutama ketika akan keluar pasar dibutuhkan kecepatan, baik karena rugi ataupun ambil untung.
Sebaliknya jika anda trading di saham yang tidak likuid, seringkali anda sulit ketika akan keluar pasar. Dikarenakan tidak ada yang mau membeli saham yang anda jual. Hal ini penting karena trading membutuhkan kecepatan dalam eksekusi masuk, keluar karena rugi, dan keluar karena ambil untung. Sesuai dengan harga yang kita incar.
Selain itu dibutuhkan juga eksekusi order melalui perantara broker yang mengenakan biaya (fee) kecil. Karena dengan seringnya anda keluar masuk pasar, maka akan sering terkena fee. Juga dibutuhkan fitur broker yang cepat, tidak ngelag, supaya anda bisa melakukan eksekusi secara segera, tidak terganggu oleh hal-hal teknis yang seharusnya tidak terjadi.
Selain kecepatan akses aplikasi broker, juga dibutuhkan fitur broker yang lengkap, seperti otomatisasi order. Misal fitur auto stop loss, trailing stop, auto take profit, dan lain sebagainya yang sesuai dengan strategi transaksi anda.
Bentuk-Bentuk Analisa pada Saham
1. Analisa Fundamental
Analisa fundamental pada saham adalah analisa saham perusahaan berdasarkan pada fundamental ekonomi pada suatu perusahaan. Analisa ini berhubungan dengan kondisi finansial, perkembangan perusahaan, value perusahaan dan kejadian-kejadian yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan.
Untuk mengetahui fundamental perusahaan sedang dalam kondisi baik, kurang baik, atau tidak baik, yang kemudian dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan, biasanya digunakan beberapa perhitungan yang bersandar pada laporan-laporan yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
Di antara yang sering diperhitungkan adalah rasio laba terhadap saham yang beredar (earning per share/EPS), rasio harga saham terhadap laba (price to earning ratio/PER), rasio harga saham terhadap nilai buku (price to book value/PBV), pertumbuhan pendapatan (revenue growth), rasio hutang (debt ratio), margin keuntungan bersih (net profit margin), rasio pertumbuhan EPS, rasio harga saham terhadap penjualan (price to sales ratio), rasio pertumbuhan laba (price to earning growth ratio), dan hal-hal lainnya yang digunakan untuk menilai kondisi perusahaan.
Salah satu fungsi inti dari analisa fundamental adalah untuk melihat value dari suatu perusahaan, apakah sahamnya layak untuk dibeli saat ini atau tidak. Di antara yang paling penting dalam perhitungan tersebut adalah perhitungan terkait PER dan PBV. Meskipun ketika anda sudah memutuskan untuk berinvestasi perlu juga melihat perhitungan-perhitungan lainnya, agar lebih jelas.
Analisa fundamental lebih cocok digunakan ketika anda mau melakukan bisnis investasi saham. Kurang begitu cocok digunakan sebagai landasan untuk trading. Meskipun adakalanya tetap sedikit dibutuhkan di saat melakukan trading.
2. Analisa Teknikal
Analisa teknikal adalah analisa berdasar pada pembacaan terhadap grafik harga. Di antara landasan analisa ini adalah kenyataan bahwa pergerakan harga (price action) seringkali mengalami pengulangan dan dapat diperhitungkan arah berikutnya dengan menggunakan piranti analisa teknikal.
Telah sedikit kami singgung di atas, di antara yang sering digunakan sebagai analisa teknikal adalah pembacaan terhadap arah harga (trend) menggunakan trend line, penggunaan support/resistance sebagai perkiraan batas atas dan bawah suatu harga, supply & demand sebagai area akumulasi dan distribusi, chart pattern untuk mengetahui pola-pola yang sering muncul pada chart (grafik saham), candlestick pattern untuk mengetahui gerak arah harga berdasar pola candle yang muncul.
Adakalanya diperlukan indikator seperti Idikator Volume, Moving Average, RSI, MACD, Stochactic, Bollinger Bands dan indikator-indikator lainnya yang ada ratusan. Menurut kami yang paling utama adalah Indikator Volume.
Terkadang diperlukan hal lain seperti penggunaan Fibonacci Retracement, pemahaman terhadap Dow Theory, Elliot Wave, dan lain-lain.
Hal yang perlu anda pahami ketika menggunakan perangkat-perangkat teknikal di atas, bahwa semuanya hanyalah alat bantu untuk memudahkan pemahaman anda terhadap harga. Maka jangan gunakan terlalu banyak peralatan yang justru mengganggu analisa anda. Cukup gunakan beberapa yang sekiranya berguna dalam analisa teknikal anda.
Menurut kami yang paling inti sebagai dasar dalam analisa teknikal adalah pemahaman tentang Price Action dan Volume, sedangkan lainnya hanya sebagai analisa tambahan saja.
Analisa teknikal lebih sering digunakan oleh trader daripada investor. Meskipun investor juga membutuhkan dasar-dasarnya untuk membantu ketika akan masuk/keluar pasar (membeli/menjual) saham agar sesuai pada posisi yang paling tepat secara teknikal.
Bagi trader, lebih baik memperdalam analisa teknikal dibanding analisa fundamental. Hal ini karena seorang trader biasanya akan lebih sering keluar masuk pasar dalam jangka pendek.
Membangun Strategi
Seorang pebisnis, jika ingin bisnisnya berkembang maksimal dengan risiko kerugian yang sedikit, tentunya memerlukan strategi yang bisa diandalkan. Begitu juga dalam bidang saham. Oleh karena itu, buat suatu strategi berdasar pada cara analisa yang bisa anda andalkan, baik analisa teknikal maupun fundamental. Tidak lupa, buat strategi yang sesuai dengan kepribadian anda.
Uji stategi anda, apakah lebih berpeluang untuk mendapatkan keuntungan ataukah justru lebih banyak kerugian. Bisa anda uji dengan menggunakan history pada grafik saham (chart), bisa juga anda uji secara live pada aplikasi saham yang menyediakan demo untuk belajar trading saham.
Setelah anda menemukan strategi yang benar-benar teruji, evaluasi lagi, cari dimana kekurangan dan kelebihannya. Pastikan keunggulan dari strategi anda.
Karena untuk bisa bertahan di bursa saham, anda harus memiliki keunggulan pada strategi anda. Keunggulan yang menjadi ciri utama pada strategi anda. Yang dengan keunggulan tersebut, anda bisa yakin bahwa dalam jangka panjangnya, bisnis anda di bursa saham adalah bisnis yang menguntungkan (profitable), bukan justru merugikan.
Salah satu yang inti dari pembuatan strategi adalah, penentuan dalam kondisi apa melakukan open posisi (masuk/beli), kapan keluar karena rugi, kapan keluar karena untung dan bagaimana managemen keuangannya.
Dalam progresnya, selalu evaluasi strategi anda untuk memperbaiki kesalahan dalam strategi yang kita buat ataupun kesalahan dalam eksekusi yang kita lakukan.
Evaluasi bukanlah bersifat pesimis terhadap strategi, tapi memperbaiki strategi yang telah dijalankan. Karena sebagus apapun suatu strategi pasti ada kalanya akan mengalami kegagalan juga. Jadi strategi yang bagus itu tidak harus selalu sukses, tapi lebih sering menguntungkan.
Akan tetapi, jika strategi yang telah dengan disiplin kita jalankan ternyata lebih sering menghasilkan kerugian, berarti ada yang salah dalam strateginya. Jika sekiranya parah, sebaiknya ganti dengan strategi lainnya.
Untuk mempermudah dalam menjalankan strategi, buatlah rencana trading (trading plan), bisa berbentuk catatan, bisa juga berbentuk file excel. Buat skema masuk, keluar rugi, keluar untung, risk:reward, dan lain-lain yang diperlukan.
Jalankan rencana trading itu dengan disiplin. Jangan pernah melanggarnya. Plan your trade, trade your plan (rencanakan tradingmu, tradingkan rencanamu). Plan yang tidak dijalankan adalah suatu langkah terbaik menuju kegagalan.
Money Management
Dalam trading maupun investasi untuk dapat sukses kita harus memiliki managemen keuangan (money management) yang baik. Itu diperlukan untuk mengontrol kerugian ketika trading/investasi kita di saham mengalami kegagalan. Karena suatu kerugian di bursa saham itu adalah kepastian, setiap pebisnis saham pasti pernah mengalaminya.
Di samping itu, tujuan lain dari money management di saham adalah untuk mengontrol psikologis kita, agar tidak mudah merasa takut, serakah, dan berpengharapan yang tidak rasional.
Money Management Investor
Untuk investor, biasanya money management-nya cenderung pada pengaturan jumlah emiten/perusahaan yang bervariasi. Membuat deversifikasi (penganekaragaman) jenis saham, misal saham blue chip, jenis saham likuid tapi bukan termasuk blue chip, dan jenis saham di bawahnya yang sekiranya sangat potensial untuk naik cepat tapi cukup berisiko.
Ada juga yang membaginya berdasar pada bidang bisnis perusahaan. Semisal dibagi pada perusahaan keuangan, properti, agro, manufaktur, dan lain-lain.
Tujuan diversifikasi adalah untuk membagi risiko, agar ketika ada saham yang merugi bisa ter-cover oleh saham yang menguntungkan.
Di antara pengaturan money management investor yang lain adalah menggunakan sistem average down (beli di saat harga turun) pada saham-saham yang fundamentalnya bagus. Ini terjadi karena setelah membeli saham dalam jumlah tertentu di harga yang dianggap telah cukup murah, ternyata harga saham masih tetap turun (lebih murah lagi). Dimana penurunannya bukan dikarenakan jeleknya fundamental perusahaan, tapi karena faktor-faktor eksternal. Maka harga saham tersebut dianggap semakin murah, dan harganya terdiskon. Membelinya dianggap berpotensi menghasilkan keuntungan yang semakin cepat dan besar.
Money Management Trader
Berbeda dengan investor yang managemen keuangannya lebih kondisional, bagi trader untuk bisa berhasil di bursa harus mempunyai managemen keuangan yang sangat tegas karena sifatnya yang sering keluar masuk bursa dan jarang menggunakan acuan fundamental perusahaan. Lebih banyak menggunakan pendekatan teknikal.
Ini diperlukan terutama untuk membatasi risiko agar ketika dalam trading mengalami kerugian, kerugian itu tidak akan sampai menggerus terlalu banyak modal. Dan mempunyai ketahanan untuk terus bisa bertarung di bursa saham.
Membatasi Kerugian
Dalam membatasi kerugian, biasanya trader menggunakan acuan prosentase beberapa persen untuk kerugian yang ditoleransi. Bagi trader konservatif (sangat hati-hati) biasa menggunakan acuan kerugian maksimal 2% dari modal. Trader yang cukup berani, mengambil risiko dengan maksimal kerugian sebanyak 5%. Bagi trader yang cukup nekat, ada yang berani ambil risiko hingga 10 % (sangat tidak disarankan).
Masing-masing ada kelemahan dan keunggulannya. Makin rendah risiko tentunya reward (imbal balik) ketika untung juga makin rendah. Makin besar risiko tentunya keuntungannya juga makin besar, meskipun akan selalu was-was menghadapi bahaya kebangkrutan.
Baiknya untuk pemula gunakan risiko yang paling rendah demi keamanan dana anda. Selalu pikirkan kerugian sebelum keuntungan. Anggap saja, bahwa transaksi yang anda lakukan selalu berakhir dengan kerugian untuk mengukur risiko yang siap anda terima.
Rasio Risiko dibanding Imbal Balik
Agar bisa bertahan lama di bursa, selalu gunakan acuan rasio risiko dibanding imbal balik (risk to reward ratio / R:R). Merupakan perbandingan antara nilai kerugian yang didapat ketika loss dan nilai keuntungan yang didapat ketika profit.
Misal, anda trading pada suatu saham, target keuntungan anda dalam trading tersebut adalah 1 juta, dan anda akan cut loss (keluar pasar dalam posisi rugi) ketika anda rugi 200 ribu. Maka rasio kerugian dibanding keuntungan anda adalah 1 dibanding 5. Cara hitungnya, target nilai keuntungan dibagi kerugian yang dipersiapkan, maka diperoleh rasionya.
Rasio ini berbeda-beda antar trader. Dan makin besar (asalkan realistis sesuai analisa) tentunya makin bagus.
Ada yang menggunakan rasio 1:3, ada yang 1:4, ada juga yang 1:5, ada juga yang 1:7 bahkan lebih.
Gunakan rasio paten yang paling realistis dan masuk akal sesuai strategi anda. Makin besar makin bagus, meskipun tentunya akan makin sulit mencari peluang entry ke pasar.
Psikologi Investor/Trader Saham
Arti dari psikologi investor/trader adalah mind set (pola pikir) yang harus dimiliki seorang investor/trader yang kemudian dijadikan kebiasaan, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di bursa maupun kabar-kabar yang beredar tidak akan mudah menggoyahkan rasionalitas dalam mengambil keputusan transaksi.
Prinsip-prinsip dalam psikologi investor/trader sebenarnya sangat sederhana, tapi sangat sulit menjalankannya ketika telah berhadapan dengan kenyataan yang ada di bursa. Oleh karena itulah perlu dijadikan habit (kebiasaan) dalam pembentukan diri menjadi seorang investor/trader yang tangguh.
Menjaga Pikiran Tetap Dingin
Seperti telah kami tuliskan dalam pembahasan di atas, bahwa setiap investor ataupun trader pasti pernah rugi. Rugi adalah kepastian yang pernah dan akan dihadapi seorang pebisnis saham.
Dengan menyadari ini, maka kita tidak akan mudah menyerah ketika mengalami kerugian dalam transaksi di bursa saham. Berusaha lebih baik dalam analisa dan eksekusi agar kedepan lebih baik lagi. Mampu menjaga pikiran agar tidak mudah stres dan selalu mampu berpikir secara rasional sesuai dengan strategi yang digunakan.
Senantiasa Bersikap Sabar
Harus memiliki kesabaran tinggi dalam menunggu gerak harga sesuai dengan plan (rencana) yang telah dipersiapkan. Tidak terbawa nafsu untuk melakukan aksi yang di luar rancangan. Selalu disiplin untuk mengeksekusi plan pada saat yang seharusnya.
Ketidaksabaran sering juga mengakibatkan kerugian. Contohnya ketika kita tidak sabar untuk cepat mendapat banyak keuntungan, mengakibatkan kita keluar jalur strategi yang profitable (menguntungkan) meskipun agak lambat untuk bisa kaya. Kemudian kita nekat memilih menggunakan strategi yang berbahaya yang sangat mungkin berakibat pada kerugian yang besar.
Rasa Takut, Keserakahan dan Harapan
Sebaik-baiknya psikologis di bursa adalah ketika kita mampu terus bersifat cool, selalu rasional, emosi tidak mempengaruhi keputusan. Tidak terpengaruh oleh Fear (ketakutan), Greed (keserakahan), dan Hope (harapan). Tiga hal yang menjadi momok besar bagi seorang investor/trader. Karena tiga hal tersebut seringkali memanipulasi pebisnis saham ketika mengambil keputusan, keluar dari jalur strateginya.
Contoh fear atau rasa takut yang tidak rasional; ketika kita takut rugi sehingga posisi yang salah (rugi) tetap kita pertahankan ketika sedang trading. Menentang rancangan cut loss (memotong kerugian/keluar pasar) yang telah kita buat. Sangat mungkin berakibat pada kerugian yang lebih besar.
Contoh lainnya, ketika pada transaksi sebelumnya kita mengalami kerugian, kemudian kita menemukan kriteria saham yang sesuai dengan plan strategi kita, akan tetapi kita tidak berani masuk pasar karena trauma dengan kerugian sebelumnya. Rasa fear ini menghilangkan potensi keuntungan yang mungkin kita dapatkan.
Juga ketika harga bergerak dengan kondisi menguntungkan, kemudian cepat-cepat take profit (keluar pasar dalam kondisi untung), padahal masih jauh dari sasaran harga pada plan yang kita persiapkan. Disebabkan takut harga berbalik arah. Menghilangkan potensi keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang relatif kecil karena rasa takut yang kita ikuti.
Begitu juga dengan greed alias keserakahan yang sering muncul ketika kita berada di bursa. Rasa greed ini biasanya dimotivasi oleh keinginan untuk cepat kaya. Padahal tidak ada jalan instan untuk kaya di bisnis ini.
Contohnya ketika kita telah untung dalam suatu transaksi, yang mana secara plan yang kita persiapkan, kita diwajibkan untuk keluar pasar, karena terlalu berisiko ketika tetap kita pegang. Lalu kita berspekulasi untuk tetap memegang saham tersebut dengan harapan keuntungan kita akan makin besar.
Spekulasi seperti ini (yang mungkin saja berujung keuntungan lebih besar) ketika menjadi habit (kebiasaan) akan sangat berbahaya. Karena kita keluar dari jalur rencana trading yang telah dipersiapkan. Di saat-saat lainnya sangat mungkin kita akan mengulanginya lagi, dan kemudian hasilnya justru sangat mengecewakan.
Rasa greed ini juga bisa muncul saat akan mulai masuk pasar. Dimana gerak harga tidak sesuai planning, tapi nekat masuk karena ingin cepat dapat keuntungan dari bisnis di bursa. Dan justru berujung pada kerugian.
Hope atau harapan juga seringkali menjadi musuh pebisnis saham. Harapan di sini adalah harapan yang tidak rasional. Tidak sesuai dengan analisa yang kita gunakan dan kemudian mengabaikan aturan (rule) bisnis saham yang telah kita buat sendiri. Terlalu berharap hingga seringkali melakukan aksi yang keluar dari jalur planning yang telah kita canangkan.
Semisal kita takut cut loss, dimana pada planning seharusnya sudah saatnya cut loss. Rasa takut ini menumbuhkan hope (harapan) bahwa harga akan kembali bergerak sesuai harapan kita. Padahal sudah keluar dari jalur planning kita. Rasa berharap di sini merupakan perasaan yang tidak rasional yang bisa menghancurkan bisnis kita di saham. Ketika menjadi kebiasaan akan sangat berbahaya.
Begitu juga saat profit, hope juga sering mengganggu dengan memaksa kita untuk tetap mempertahankan posisi (hold). Padahal secara analisa yang kita gunakan, harga saham telah menunjukkan akan berbalik arah (reversal). Tapi kita nekat tetap hold (pegang) berharap harga makin tinggi sehingga cuan kita makin besar.
Fear, greed dan hope, seringnya bergabung menjadi satu saat kita berada di bursa saham. Bersama-sama untuk membuat kita tidak rasional dalam mengambil keputusan. Maka waspadalah!
Jangan Mudah Terpengaruh
Saat kita sudah memiliki seperangkat alat analisa untuk digunakan sebagai modal ilmu dalam bisnis saham, sebaiknya jangan mudah terpengaruh oleh analisa orang lain, meskipun orang yang sangat ahli dalam bidang saham sekalipun.
Bukan karena analisa orang lain itu tidak baik atau tidak benar, akan tetapi premis acuan dalam analisa itu bisa saja berbeda dengan premis yang menjadi acuan analisa kita. Sehingga secara strategi sangat mungkin berbeda. Cara analisa orang lain belum tentu cocok diterapkan pada bisnis saham kita.
Semisal, analisa kita mengacu pada strategi swing trading (beli di ujung bawah, jual di ujung atas), akan tetapi analisa orang lain berdasar pada strategi intraday trading (beli dan jual dalam satu hari, memanfaatkan momentum harga). Dimana setiap trader, acuan risiko dan target keuntungannya bisa berbeda-beda. Maka bisa menjebak kita pada kekacauan strategi.
Kita bisa belajar pada strategi orang lain, tapi tidak diterapkan seketika. Perlu kita pahami secara dalam dan kemudian dirumuskan menjadi strategi matang yang bisa kita pakai. Jadi bukan sekadar ikut-ikutan.
Hindari ikut-ikutan pada posisi investasi atau trading orang lain, jika kita tidak tahu semua acuannya, detail alasan, money management dan strategi yang dipakai. Karena justru bisa menjerumuskan.
Disiplin dan Ketegasan pada Eksekusi Order
Tidak cukup strategi dan planning yang matang, untuk bisa sukses juga harus memiliki disiplin dan ketegasan saat mengeksekusi order dikala sudah sesuai dengan strategi dan planning yang kita buat.
Jika planning menunjukkan sudah saatnya masuk pasar (open posisi) maka secepatnya lakukan. Jika sudah saatnya cut loss, segera eksekusi tanpa banyak pertimbangan. Jika sudah waktunya take profit juga segera laksanakan.
Semua hal ini sangat mudah dituliskan, tapi kenyataannya sangat sulit dilaksanakan. Di situlah perlunya belajar mendisplinkan diri.
Rehat dari Bursa
Ketika kita merasa bahwa aktivitas di bursa mulai membuat kita merasa stres, saatnya untuk istirahat. Rehat sejenak dari bursa, cari kesibukan lain untuk menghilangkan stres. Ini sangat diperlukan agar setiap keputusan transaksi yang kita buat tidak acak-acakan. Berakhir dengan lebih banyak kerugian.
Begitu juga ketika kita terlalu sering rugi, sebaiknya segera istirahat dari bursa. Cari kesibukan lain. Setelah pikiran fresh jangan langsung kembali melakukan transaksi, tapi evaluasi kerugian-kerugian terdahulu, cari apa penyebabnya dan buat solusinya.
Terlalu sering untung juga adakalanya membuat kita terlau bersemangat dan akhirnya mengakibatkan kerugian. Ada baiknya setelah cukup lama selalu untung, istirahat sejenak dari bursa. Cari kesibukan lain, agar rasionalitas kita bisa kembali normal. Kembali menyadari bahwa setiap transaksi kita tetap memiliki peluang rugi. Sehingga kita akan tetap berhati-hati pada transaksi berikutnya.
Tips Berbisnis Saham
Terdapat beberapa tips yang sekiranya bisa membantu memudahkan kita sukses di bisnis saham. Di antaranya:
- Sebaiknya mulai bisnis saham dengan modal kecil; jika sering untung dalam jarak yang cukup lama, baru ditambah secara bertahap.
- Jika ingin aman, mulai pada saham yang cenderung aman, seperti saham blue chip.
- Jika sudah cukup bagus dalam history transaksi, bisa mulai mencoba pada saham-saham selain blue chip tapi cukup likuid dan berkapital besar. Seperti saham yang tergabung pada LQ45 atau IDX30.
- Hanya melakukan investasi pada saham yang kita pahami; jadi perlu memahami secara mendalam apa yang akan kita beli.
- Diversifikasi saham, terutama jika modal kita lumayan besar.
- Hindari rumor dan pompom agar tidak menjebak kita pada keputusan yang keliru.
- Selalu peka terhadap situasi ekonomi.
- Paling penting: Terus belajar saham dan rutin melakukan evaluasi.
Sekiranya cukup sekian, semoga panduan cara bisnis saham untuk pemula ini dapat membantu para pemula yang baru mau terjun di bisnis saham.