Kenapa Saya Stop Day Trading!

Kamu pasti sering lihat iklan-iklan trading yang menjanjikan profit cepat (biasanya forex). Tinggal klik, gak lama kemudian bisa untung $1000.

Saya pun awalnya terbujuk. Siapa sih yang gak mau untung cepat tanpa harus kerja keras? Saya sempat terjun di forex, lalu pindah ke saham dengan harapan hasilnya lebih baik. Tapi setelah bertahun-tahun mencoba, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti.

Tapi perlu digarisbawahi, saya bukan berhenti trading sepenuhnya. Yang saya tinggalkan adalah day trading. Setelah melalui banyak trial error, sekarang saya lebih condong ke swing trading yang menurut saya jauh lebih realistis dan sehat.

Kejelekan Day Trading

Saya gak akan bahas forex dulu, karena menurut saya forex itu jauh lebih ribet dibandingkan saham. Dari pengalaman saya di saham sendiri, masalah terbesar day trading itu justru di fee broker.

Rata-rata broker pasang fee sekitar 0.15% untuk beli dan 0.25% untuk jual (bahkan ada yang lebih tinggi). Artinya, sekali transaksi bolak-balik, kamu udah kena biaya 0.4%. Jadi kalau profit kamu gak lebih dari 0.4%, sebenarnya posisi kamu masih rugi.

Mungkin kelihatan kecil ya, “cuma” 0.4%.

Tapi coba bayangin: rata-rata profit saya di swing trading saja sekitar 2% setelah fee. Itu berarti fee sendiri sudah makan hampir 15% dari total profit.

“Loh kok kecil amat untungnya? Main cepat ya?”

Enggak juga. Rata-rata saham saya di-hold 3–4 minggu, bukan beli pagi jual sore. Jadi profit segitu wajar kalau dihitung realistis, bukan angka bombastis kayak di iklan.

Keuntungan Day Trading

Tentu saja day trading ada untungnya. Yang paling sering dijual adalah leverage dari broker. Modal 5 juta bisa dipakai buat beli sampai 50 juta. Kalau benar arahnya, jelas profit bisa kelihatan besar.

Masalahnya, kalau salah? Ya modal bisa habis juga.

Jangan gampang ketipu sama kata-kata leverage. Bahkan leverage 1:2 saja udah bahaya banget.

Gak percaya?

Coba lihat histori IHSG. Minus -50% itu bukan sekali, tapi sudah terjadi berkali-kali.

Mungkin kamu mikir, “ah gak mungkin gue apes sampe segitu.”

Oke, kalau cuma main 1–2 hari mungkin aman.

Tapi kalau tujuanmu konsisten cari duit dari trading, itu artinya kamu harus main bertahun-tahun. Yakin beneran gak bakal ketemu situasi kayak gitu?

Statistik Return Day Trading

Sekarang enaknya ada ChatGPT, kamu bisa langsung cari data statistik day trading dari berbagai negara. Tapi saya kasih sedikit bocoran yang sudah jelas-jelas ada penelitiannya.

Di Brazil, sebuah studi menemukan bahwa 97% day trader rugi, dan hanya 1.1% yang bisa menghasilkan lebih dari UMR.

👉 Sumber: penelitian resmi + fee trading mereka lebih murah banget daripada kita, cuma <0.05% (bandingin sama kita yang 0.4% sekali trade).

Artinya?

Kalau di market yang fee super rendah aja mayoritas kalah, apalagi di Indonesia dengan fee tinggi.

Dan jangan cuma lihat profit di hari tertentu.

Hari ini bisa cuan 20%, kemarin 10%, tapi ujung-ujungnya duit balik lagi ke market pas kamu kena loss besar.

Dan tolong deh, jangan bilang “gue gak pernah loss”. Karena itu impossible.

Kompetisi Day Trading

Mungkin kamu mikir: “Loh, tapi kan banyak kontes trading saham, dan hasilnya gila-gilaan?!”

Betul banget. Kalau kamu lihat hasil kompetisi, sering kali pemenangnya bisa cetak return 1000% dalam 1 bulan. Modal Rp10 juta bisa jadi Rp100 juta.

Kedengarannya keren ya? Tapi inget, kompetisi itu beda sama trading beneran.

  • Di kontes, orang bisa all-in satu saham, gak peduli risiko.
  • Gagal? Yaudah, tinggal gugur.
  • Berhasil? Bisa juara dan dapet hadiah.

Tapi di dunia nyata, kalau modal kamu habis karena all-in terus salah, ya selesai sudah. Gak ada hadiah, gak ada reset, yang ada tabunganmu hilang.

Kenapa Saya Pindah ke Swing Trading

Setelah gue hitung-hitung, gue sadar satu hal penting: profit gue harus cukup gede buat nutupin loss + fees.

Dan caranya? Ya jelas bukan dengan keluar masuk tiap hari.

Kalau saham di-hold, sebenarnya gak ada biaya tambahan. Fee itu cuma muncul waktu beli dan jual. Jadi makin sering transaksi, makin banyak fee yang kebakar.

Akhirnya gue sadar, yang bisa bertahan dan benar-benar untung adalah mereka yang bisa tahan saham lebih lama.

Gue pilih swing trading karena menurut gue ini sweet spot:

  • Profit lebih besar dibanding day trading.
  • Gak perlu nunggu tahunan kayak investor jangka panjang.
  • Lebih realistis untuk dapetin return konsisten tanpa dimakan fee.

Buat gue, swing trading itu kayak jalan tengah. Tapi kalau suatu hari ada strategi yang terbukti kasih cuan lebih gede di horizon bulanan atau tahunan, gue pun gak masalah pindah ke sana. Intinya, fleksibel, tapi realistis.

“Tapi Si A Untung Besar Day Trading?”

Nah, ini yang sering banget gue lihat di IG atau iklan. Ada aja orang yang pamer cuan 10% hari ini, 10% kemarin. Bahkan pernah nemu yang screenshot punya win rate 100% dari 149 trades.

Serius, gak bohong, gue beneran pernah lihat.

Tapi perhatiin deh… mereka cuma kasih screenshot transaksi yang hijau-hijau. Gak ada yang berani tunjukin pergerakan portfolio secara penuh.

Win rate 100%? Bisa aja kalau posisi yang rugi gak pernah ditutup. Jadi seolah-olah “gak pernah salah”, padahal duitnya nyangkut dan modalnya nyusut.

Screenshot saham ABCD +300% juga gak berarti banyak kalau 10 saham lain yang nyangkut malah -50%. Tapi itu kan gak pernah dipajang.

Jujur aja, gue juga pengen banget bisa cuan 100% per tahun. Bahkan 50% per tahun udah keren. Tapi sampai sekarang, gue belum nemu bukti nyata ada yang konsisten bisa kayak begitu.

Yang ada malah iklan pamer win rate 98% kalau ikut kelas mereka. Dan gue cuma bisa mikir:

Kalau emang bener win rate 98%, ngapain repot bikin kelas? Tinggal main sendiri, diam-diam, udah pasti kaya.

Kesimpulan

Overall, dari pengalaman pribadi dan ngeliat sana-sini di sosmed, gue belum pernah ketemu orang yang beneran konsisten untung dari day trading. Gue sendiri juga udah coba, hasilnya sama aja: gak bisa.

Kalau lo bisa, dan malah dapet untung gede tiap hari dari day trading? Ya selamat. Berarti lo udah level pro banget 👏

Tolong terima saya jadi muridmu, hahahaha

Leave a Comment