Pernah nggak sih, kamu liat ada saham atau reksadana yang return-nya tinggi banget?
Langsung kepincut kan? Wajar sih. Siapa sih yang nggak mau cuan banyak? π°
Tapi… investor pro punya prinsip beda. Mereka nggak cuma liat return β mereka selalu cek Sharpe Ratio duluan.
Loh, kenapa nggak cukup liat return aja? Atau max drawdown gitu?
Karena yang mereka cari tuh investasi yang “efisien”: dapet return tinggi, tapi dengan risiko yang stabil dan waras.
Dan itulah kenapa Sharpe Ratio jadi senjata andalan β karena dia ngukur berapa banyak return yang kamu dapet per βunit stresβ yang kamu tanggung. π
Apa Sih Sharpe Ratio Itu?
Sharpe Ratio adalah alat buat ngukur seberapa “sepadan” return investasi kamu dibanding risikonya.
Dengan kata lain: berapa banyak cuan yang kamu dapet, untuk tiap satu unit stres alias risiko yang kamu tanggung.
Sharpe Ratio = (Return Investasi β Return Bebas Risiko) / Volatilitas (Standar Deviasi Return)
Tapi tenang, kamu nggak harus ngitung sendiri kok β banyak tools udah sediakan otomatis.
Yang penting kamu paham intinya: kalau return kamu tinggi tapi naik-turunnya juga gila-gilaan, Sharpe Ratio bakal kecil.
Sebaliknya, kalau return-nya stabil dan risikonya kecil, Sharpe Ratio bisa gede banget β walau return totalnya nggak fantastis.
Jadi, Sharpe Ratio itu bukan cuma soal berapa besar untungnya, tapi juga seberapa “smooth” perjalanan menuju cuan itu.
Dan itu kenapa dia jadi senjata andalan para investor profesional. π―
Kenapa Harus Peduli Sama Sharpe Ratio?
Cuan tinggi memang menarik, tapi return besar saja belum tentu menandakan investasi yang sehat. Kalau pergerakan harganya ekstrem β naik turun tajam dalam waktu singkat β itu bisa bikin stres sendiri. π’
Di sinilah Sharpe Ratio berperan penting.
Rasio ini membantu kamu menilai apakah return yang didapat sepadan dengan risiko yang diambil.
Karena dalam dunia investasi, yang dicari bukan sekadar untung besar, tapi juga konsistensi dan ketenangan. Sharpe Ratio mengukur seberapa efisien sebuah investasi dalam menghasilkan return tanpa banyak gejolak.
Contoh Kasus Biar Nggak Abstrak
Oke, biar nggak cuma teori doang, yuk kita coba bayangin skenario simpel.
Ada dua pilihan investasi: A dan B.
Investasi A kasih return 14% per tahun β kelihatannya keren banget.
Investasi B lebih kalem, return-nya “cuma” 10%. Tapi tunggu dulu… Sharpe Ratio Investasi B lebih tinggi dibandingkan Investasi A, berikut tabel return mereka:
Tahun | Investasi A | Investasi B |
1 | 17.98% | 14.90% |
2 | -14.81% | 9.82% |
3 | 28.74% | 10.70% |
4 | -3.12% | 6.23% |
5 | 4.33% | 8.87% |
6 | 8.41% | 10.83% |
7 | 43.40% | 7.05% |
8 | 79.34% | 11.63% |
9 | -30.15% | 8.70% |
10 | 4.69% | 9.81% |
Annual Return | 13.88% | 9.85% |
Sharpe Ratio | 0.47 | 4.26 |
Walaupun tentu saja ini adalah contoh yang ekstrim, tapi kamu bisa bayangin kan? kamu suka di investasi A atau investasi B kah?
Tentu aja kalau kamunya beruntung dan pas kamu masuk, kamu berada di tahun ke 8 dengan return 79% maka kamu akan loncat-loncat, tapi bagaimana kalau kamu masuk setelahnya? Dengan return -30%, yang artinya uang kamu hilang 30%, padahal di investasi B kamu bisa untung 8.7%?
Kapan Sharpe Ratio Tidak Cukup?
Sharpe Ratio memang keren buat mengukur “efisiensi” risiko, tapi ada kalanya dia nggak cukup untuk menggambarkan keseluruhan risiko investasi.
Misalnya, kalau return investasi kamu nggak terdistribusi secara normal (atau ada distribusi asimetris dengan “heavy tail” β misalnya, banyak return ekstrem yang sangat negatif), maka Sharpe Ratio bisa menyesatkan.
Alternatif Sharpe Ratio:
-
-
Sortino Ratio: Lebih fokus pada risiko penurunan (downside risk) dibandingkan fluktuasi harga yang naik, jadi cocok buat investor yang lebih sensitif terhadap kerugian.
-
Calmar Ratio: Memperhitungkan drawdown maksimum (kerugian terbesar dari puncak ke dasar), cocok untuk mengukur risiko investasi yang lebih besar.
-
Contoh Kasus: Investasi dengan Banyak Return Ekstrem
Mari kita lihat dua jenis investasi yang sama-sama memberikan return rata-rata yang sama, namun memiliki perbedaan besar dalam distribusi return mereka.
Investasi A (Sharpe Ratio tinggi tapi banyak return ekstrem)
-
Return rata-rata: 12% per tahun
-
Return: Selama 10 tahun, investasi ini memiliki return yang stabil selama 8 tahun, tetapi mengalami dua tahun dengan kerugian ekstrem: -60% dan -50%. Walaupun dua tahun kerugian ini sangat berat, pada 8 tahun lainnya, investasi ini tumbuh secara konsisten sebesar 20% per tahun.
-
Sharpe Ratio: 1.7 (terhitung tinggi)
Namun, meskipun Sharpe Ratio-nya tinggi, risiko penurunan yang sangat besar pada dua tahun kerugian itu akan sangat mengganggu investor yang lebih sensitif terhadap drawdown. Menghadapi penurunan sebesar -60% dalam setahun tentu membuat banyak orang khawatir meskipun ada return yang tinggi pada tahun lainnya.
Investasi B (Sharpe Ratio rendah tapi lebih stabil)
-
Return rata-rata: 12% per tahun
-
Return: Investasi ini memiliki return yang lebih konsisten setiap tahun tanpa ada penurunan ekstrem. Meskipun return tahunan mungkin lebih rendah pada beberapa tahun (misalnya hanya 5% di beberapa tahun), tidak ada penurunan besar.
-
Sharpe Ratio: 0.8 (lebih rendah daripada Investasi A)
Apa yang terjadi di sini?
Sharpe Ratio mungkin menyarankan bahwa Investasi A lebih baik karena return-nya lebih tinggi, tapi kenyataannya banyak investor yang akan memilih Investasi B karena risiko penurunan yang lebih kecil dan lebih dapat diprediksi.
Investasi A dengan return yang lebih tinggi tapi disertai risiko penurunan ekstrem (seperti -60% dan -50%) tidak cocok untuk investor yang lebih konservatif.
Jadi disini kita belajar bahwa selain melihat sharpe ratio, kita juga perlu memperhatikan maximum drawdown nya agar tidak terkecoh.
Cara Praktis Menggunakan Sharpe Ratio
Gimana caranya kamu bisa tahu apakah Sharpe Ratio kamu bagus atau nggak? Yuk, simak standar nilai Sharpe Ratio berikut:
-
< 1: Kurang bagus β investasi ini memberikan return yang kecil dibandingkan dengan risikonya.
-
1β1.99: Layak β cukup efisien, meskipun risiko masih perlu dipertimbangkan.
-
2β2.99: Sangat bagus β investasi dengan return yang tinggi dan risiko yang terukur.
-
β₯ 3: Luar biasa β investasi yang sangat efisien, memberikan return yang sangat bagus per unit risiko.
Bagaimana Sharpe Ratio Mempengaruhi Pilihan Investasi
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan kegunaan dan bagaimana cara menggunakan sharpe ratio. Sekarang akan kita lanjutkan pembahasan bagaimana menggunakannya sharpe ratio dengan baik.
Walaupun idealnya kita memilih jenis investasi dengan return besar dan sharpe ratio yang besar pula, sayangnya tidak semudah itu. Investasi dengan return yang besar, rata-rata mempunyai sharpe ratio yang kecil.
Triknya disini adalah memilih jenis investasi sesuai dengan tujuan dan target investasi kamu.
Jika kamu mempunyai tujuan jangka pendek dan ingin bisa ditarik sewaktu-waktu, sebaiknya kamu mencari investasi dengan sharpe ratio yang besar dibandingkan dengan annual return yang besar.
Sebaliknya jika investasi tersebut untuk dana pensiun dan kamu masih tidak akan menariknya selama lebih dari 10 tahun, tidak masalah mengambil investasi beresiko tinggi dengan sharpe ratio rendah asalkan return yang diberikan bisa maksimal.
Kesimpulan
Sharpe Ratio adalah alat yang sangat berguna untuk membantu kamu memilih investasi yang efisien dan terukur risikonya.
Tapi, ingat, meskipun Sharpe Ratio itu penting, nggak semua bisa diukur dengan hanya satu angka.
Kadang, kamu butuh alat lain yang lebih spesifik, terutama untuk investasi dengan distribusi return yang nggak normal.
Investor pro selalu menghitung risiko, bukan cuma berharap pada return yang tinggi.
Jadi, mulai biasakan diri untuk mengecek Sharpe Ratio sebelum kamu jatuh cinta sama angka return yang menggiurkan!