Kapan Mulai Investasi? Kalau 2 dari 3 Hal Ini Belum Siap, Tahan Dulu!

Sebenarnya, saat yang tepat untuk mulai investasi itu nggak ada rumus pastinya.

Semua tergantung kondisi kamu sekarang — dari penghasilan, pengeluaran, sampai mental siap rugi atau belum.

Dan tenang, artikel ini nggak akan langsung nyuruh kamu mulai sekarang juga kayak kebanyakan konten finansial lainnya.

Karena faktanya, nggak semua orang memang siap untuk investasi hari ini… dan itu nggak masalah.

Makanya, yuk kita bedah sama-sama:
👉 Kapan sih idealnya kamu mulai investasi?
👉 Apa aja tanda-tanda kamu udah siap?
👉 Dan gimana caranya mulai dari kecil, tapi tetap punya arah yang jelas?

Let’s go. 💸

Investasi

Kenapa Banyak yang Bilang: “Mulai Investasi Sekarang!”?

Jawabannya simpel: compound interest alias bunga berbunga.

Ini konsep di mana uang kamu bisa berkembang dari hasil sebelumnya. Jadi bukan cuma uang kamu yang kerja, tapi hasil dari uang kamu juga ikut kerja.

Misalnya gini:

Kamu investasi Rp1 juta, lalu dapet 10% setahun.

Tahun depan jadi Rp1,1 juta.

Tahun berikutnya, bunga 10% bukan dihitung dari 1 juta lagi, tapi dari Rp1,1 juta — jadi kamu dapet Rp110 ribu, bukan Rp100 ribu.

Lama-lama, uang kamu beranak-pinak sendiri.

📈 Ini kenapa banyak yang teriak: “Mulai sekarang juga!”

Karena makin lama kamu nunggu, makin sedikit waktu uangmu bisa berkembang secara otomatis.

📈 Sekarang kita lihat ilustrasi nyatanya:

Umur Mulai Investasi Bulanan Total Investasi Nilai Saat Pensiun (umur 55)
25 tahun Rp1 juta Rp360 juta ± Rp2.26 M
35 tahun Rp1 juta Rp240 juta ± Rp820 juta

Dengan asumsi:

  • Imbal hasil rata-rata 10% per tahun

  • Investasi rutin sampai usia 55

  • Tidak pernah berhenti

🔍 Beda 10 tahun doang bisa bikin selisih hasil lebih dari Rp1,4 M.

Bukan karena yang satu lebih rajin, tapi karena yang mulai lebih awal, punya waktu lebih banyak buat nikmatin efek compound interest.

Jadi, ya, inilah alasan kenapa banyak yang teriak:

“Investasi tuh harusnya dimulai sedini mungkin!”

Tapi… apakah itu berarti kamu harus langsung mulai sekarang juga?

Belum tentu. Kita bahas di bagian selanjutnya.

professional businessman

Jangan Investasi Dulu Kalau Kamu Masih Bisa Naikin Pendapatan

Kalau kamu masih muda — katakanlah usia 20–30an — dan lagi semangat-semangatnya bangun karier atau usaha, investasi justru bisa jadi pilihan yang kurang optimal.

Kenapa?

Karena investasi (bahkan yang paling keren sekalipun) paling banter kasih kamu return 15–20% per tahun. Itu pun udah masuk level Warren Buffett atau Muhammad Ali-nya investor. Nggak semua orang bisa konsisten dapat segitu.

Sementara kalau kamu pakai uang yang sama — misalnya Rp1 juta per bulan — buat upgrade skill, ikut kelas, beli tools produktif, atau belajar hal baru yang bisa langsung naikin income… hasilnya bisa jauh lebih cepat dan gede.

💡 Contoh sederhana:

  • Rp1 juta x 12 bulan = Rp12 juta.

  • Kalau itu kamu pakai buat belajar atau modal usaha kecil-kecilan, dan dalam 1 tahun pendapatan kamu naik dari Rp5 juta ke Rp6 juta per bulan…

  • Itu artinya kamu nambah Rp12 juta/tahun — alias balik modal di tahun pertama!

Sekarang coba tanya diri sendiri:

👉 Dalam 2 tahun terakhir, penghasilan kamu naik 10% nggak?

Kalau nggak — itu tanda kamu harus pilih:

  • Upgrade diri biar income naik

  • Atau mulai investasi kalau kamu udah merasa “mentok”

Karena jujur aja, investasi itu jalan lambat.

Kalau kamu masih punya cara untuk dapet keuntungan cepat dan sah dari diri sendiri, kenapa buru-buru naruh semua duit ke saham atau reksa dana?

📌 Catatan: Ini bukan anti-investasi. Tapi investasi terbaik emang seringkali dimulai dari diri sendiri.

Kalau Kamu Masih Bisa Naik Level, Jangan Dulu Investasi

Buat kamu yang sayang banget sama duit — sampai ogah beli kursus, ebook, atau upgrade skill — coba pikir-pikir lagi.

Investasi itu, best case scenario, kasih kamu 15–20% setahun. Itu kalau kamu udah jago banget.

Kalau masih pemula? Bisa-bisa malah boncos.

👉 Sementara itu, investasi ke diri sendiri bisa kasih hasil yang jauh lebih cepat dan besar.

Misalnya gini:

Kamu keluarin Rp10 juta buat belajar hal baru — entah itu skill digital, public speaking, atau bahkan jualan online.

Kalau dari situ kamu bisa dapet tambahan income Rp20 juta dalam setahun, ya itu udah 100% return. Gak perlu jadi Warren Buffett buat dapet segitu.

Ingat ya…

Investasi paling penting itu bukan saham atau kripto. Tapi diri sendiri.

Kamu boleh hemat, hidup irit, dan rajin investasi. Tapi kalau penghasilan kamu stagnan di Rp5 juta/bulan dan kamu maksain invest Rp5 juta juga (dengan hidup super minimalis), hasilnya tetap kecil.

Beda sama CEO yang gajinya Rp100 juta. Suruh dia invest Rp10 juta? Itu cuma receh buat dia.

💡 Jadi sebelum sibuk mikirin portofolio investasi, mending mikir:

Gimana caranya biar penghasilan kamu bisa naik berkali-kali lipat dulu.

Bukan berarti investasi gak penting. Penting banget. Tapi kalau kamu masih punya ruang untuk berkembang, mending duitnya dipakai buat jadi versi lebih mahal dari diri kamu sendiri.

📌 Catatan penting:

Pengembangan diri = nambah skill yang bisa langsung nambah income.

Bukan jalan-jalan berkedok “healing demi self growth”. 😅

Jadi coba tanya diri kamu:

✅ Udah mentok belum?
✅ Udah gak tau lagi harus belajar apa?

Kalau jawabannya iya, baru deh… saatnya investasi masuk ke babak berikutnya.

menabung-dan-investasi
Image by pch.vector on Freepik

Mulai Investasi di Umur 35, Terlambat Nggak?

Anggaplah kamu baru mulai investasi di usia 35, karena sebelumnya kamu fokus total buat ningkatin skill dan penghasilan — kayak yang saya bilang di poin sebelumnya.

Contohnya begini:

  • Di usia 25: gaji kamu Rp5 juta, tapi kamu nggak investasi, karena uangnya dipakai buat upgrade skill.

  • Di usia 35: berkat pengembangan diri selama 10 tahun, gaji kamu naik jadi Rp10 juta, dan sekarang kamu bisa investasi Rp3 juta per bulan.

Sementara itu, ada orang lain yang:

  • Mulai investasi sejak usia 25,

  • Investasi Rp1 juta per bulan,

  • Tapi penghasilannya stagnan karena nggak fokus upgrade diri.

Sekarang kita bandingkan hasilnya sampai usia 65 (asumsi return investasi 10% per tahun):

Usia Mulai Investasi Bulanan Durasi (tahun) Total Investasi Nilai di usia 55
25 tahun Rp1 juta 30 tahun Rp360 juta ± Rp2.26 M
35 tahun Rp3 juta 20 tahun Rp720 juta ± Rp2.06 M

📌 Hasilnya? Memang kalah sedikit — sekitar 10% dari yang mulai di usia 25.

Tapi jangan lupa, kamu cuma investasi Rp3 juta dari penghasilan Rp10 juta.

Artinya, kamu masih punya ruang hidup sebesar Rp7 juta per bulan.

Bandingkan dengan dirimu yang dulu: investasi Rp1 juta dari gaji Rp5 juta, artinya cuma bisa hidup dengan Rp4 juta per bulan.

🎯 Jadi meskipun hasil investasi hampir sama, standar hidupmu jauh lebih baik.

Kamu nggak cuma dapat hasil finansial, tapi juga kualitas hidup yang meningkat.

Jadi, terlambat?

Enggak. Sama sekali enggak.

Selama kamu pakai usia 25–35 buat upgrade skill dan naikin income, kamu tetap bisa mengejar (dan bahkan menyamai) hasil investasi jangka panjang.

Yang benar-benar telat itu:

  • Gak investasi,

  • Gak upgrade skill,

  • Dan gak sadar sampai umur 65 😅

Ingat:

Kalau gak bisa kejar waktu, kejar nilai investasinya — sambil nikmatin hidup di level yang lebih tinggi.

Kenapa harus milih antara hasil investasi atau standar hidup, kalau kamu bisa punya keduanya?

Umur Saya Sudah 45 Tahun — Apakah Terlambat untuk Mulai Investasi?

Jawabannya singkat: nggak. Belum terlambat sama sekali.

Oke, kamu mungkin nggak punya waktu selama orang yang mulai di usia 25. Tapi kamu masih punya 20 tahun ke depan sebelum pensiun penuh — dan itu waktu yang cukup untuk bangun fondasi keuangan yang kuat.

Bahkan banyak orang justru baru bisa mulai serius investasi di usia 40-an, karena:

  • Anak mulai mandiri

  • Karier udah stabil

  • Utang konsumtif mulai lunas

  • Income udah jauh lebih besar dari saat masih 20-an

Kalau kamu udah sampai di titik ini dan bilang:

“Oke, sekarang saya siap. Saatnya uang saya kerja juga.”

Itu artinya kamu udah masuk fase yang powerful.

Tapi jangan lupa:

✅ Di usia 45, kamu harusnya sudah melewati fase “membangun”.
✅ Karier udah cukup matang.
✅ Income udah jauh lebih besar daripada waktu kamu fresh graduate.
✅ Dan mungkin — justru sekarang kamu punya kemampuan invest lebih besar daripada sebelumnya.

Contoh Kasus: Investasi Rp6 Juta/Bulan dari Usia 45 Sampai 65

Misalnya kamu sekarang umur 45, punya income Rp30 juta per bulan, dan kamu alokasikan Rp6 juta per bulan (20%) buat investasi.

Dengan asumsi return rata-rata 10% per tahun, selama 20 tahun, hasilnya akan seperti ini:

Umur Mulai Investasi Bulanan Durasi (tahun) Total Investasi Nilai di usia 65
45 tahun Rp6 juta 20 tahun Rp1,440 juta ± Rp3,820 juta (Rp3,8 M)

🎯 Hasil Rp3,8 M dalam 20 tahun bukan angka kecil.

Apalagi kalau kamu mulai dari nol.

Dan karena kamu invest dari income Rp30 juta, kamu masih punya sisa Rp24 juta untuk hidup nyaman, bantu keluarga, atau jalan-jalan.

Kuncinya bukan waktu lagi, tapi komitmen jumlah dan disiplin bulanan.

Jadi, Mulai Usia 45 Terlambat?

Enggak.

Kamu cuma main di strategi yang berbeda:

  • Kalau umur 25: main waktu

  • Kalau umur 45: main modal + konsistensi

Makin sedikit waktu yang kamu punya, makin besar nilai yang harus kamu investasikan — tapi hasilnya tetap bisa sangat layak.

Dan yang paling penting?

Kamu udah selesai “membangun orang lain” (kerja buat bos, ngurus anak, dll). Sekarang saatnya bangun masa depanmu sendiri.

Penutup: Investasi Emang Penting, Tapi Pengembangan Diri Lebih Penting

Yes, investasi itu penting. Tapi jangan keburu ikut-ikutan naruh uang di saham atau reksa dana kalau kamu sendiri belum punya pondasi yang kuat.

📌 Investasi terbaik tetap dimulai dari diri sendiri.

Kalau kamu masih bisa ningkatin skill, naikin income, atau buka peluang usaha baru, itu lebih powerful daripada dapet 15% setahun dari instrumen keuangan.

Karena begitu income kamu naik, kemampuan invest kamu ikut naik.

Dan kalau kamu udah merasa “mentok”, barulah saatnya uangmu yang mulai kerja buat kamu.

Jadi nggak masalah kamu mulai di usia 25, 35, bahkan 45.

Yang penting: kamu sadar, kamu siap, dan kamu tau kenapa kamu mulai.

💬 Jangan cuma jadi investor yang disiplin, tapi juga jadi individu yang terus berkembang.

Leave a Comment