Bicara soal Bitcoin, pasti kamu pernah dengar dua suara yang bertolak belakang:
š “Bitcoin to the moon!”
š„ “Hati-hati, itu scam”
Jadi… sebenarnya, beli Bitcoin itu ide bagus atau jebakan batman? Mari kita bahas tanpa drama.
Risiko Bitcoin dan Crypto ā Jangan Asal Nyemplung š¬
š§Ŗ Banyak Koin Gak Jelas
Karena gak ada pengawasan ketat, siapa pun bisa bikin koin sendiri. Hasilnya? Banyak proyek yang cuma ngincer uang investor, bukan bikin teknologi beneran.
Kalau gak hati-hati, kamu bisa kejebak beli koin yang ujung-ujungnya tinggal logo dan janji manis. DYOR (Do Your Own Research) itu wajib.
š Volatilitas Tinggi
Harga crypto bisa naik turun kayak roller coaster. Hari ini euforia, besok panik massal.
Kalau kamu gak siap mental lihat portofolio merah dalam semalam, mending jangan main dulu. Ini bukan tabungan BRI yang stabil tiap bulan.
š Kalau Kena Hack, Gak Ada Polisi Crypto
Wallet kamu dibobol? Transfer salah alamat? Kena scam? Ya… gak bisa lapor ke customer service BI atau OJK.
Di dunia crypto, kamu tanggung jawab penuh atas asetmu sendiri. Keamanan jadi urusan pribadiāgak ada refund, gak ada reset password kalau kamu teledor.
Pastikan kamu engga seperti James Howells yang hilang 8,000 BTC atau (sekitar 14T) karena teledor.
Keuntungan Bitcoin
š Akses Global & Bisa Diakses 24/7
Bitcoin gak kenal jam kerja atau tanggal merah.
Bitcoin gak kenal jam kerja atau tanggal merah. Kamu bisa beli, jual, atau kirim Bitcoin kapan punā24 jam sehari, 7 hari seminggu. Gak ada istilah āpasar tutupā di dunia crypto.
š Potensi Capital Gain Tinggi
Sama seperti risikonya yang tinggi, tentu saja potensi kenaikan harga Bitcoin juga gak main-main.
Dia bisa turun drastis⦠tapi kalau naik, bisa naik gila-gilaan.
š¤ Tapi⦠Apakah Bitcoin Worth It?
Kalau kamu adalah seorang trader saham atau investorāyang saya yakin 99% dari pembaca sayaāmaka pendekatannya tetap sama: kita harus ukur risk dan reward-nya dulu.
Jangan cuma lihat potensi cuan, tapi juga perhitungkan seberapa besar kita siap menanggung risiko.
š 1. Riset Tren: Bitcoin Gak Lagi Cuma Spekulasi
Faktanya, Bitcoin udah mulai diadopsi serius, bukan cuma sama individuātapi juga institusi besar dan bahkan pemerintah.
š Countries that Own Bitcoin
Source: https://bitbo.io/treasuries/countries/
Jadi, buat kamu yang masih mikir ini cuma spekulasi, FOMO, atau scam… sekarang udah masuk ke level negara, bukan cuma startup atau influencer crypto.
Kalau negara aja mulai akumulasi, masa kita terus jadi penonton?
2. Volatilitas Tinggi: Risiko? Iya. Tapi Juga Peluang š
Banyak orang takut sama volatilitas Bitcoin.
Tapi menurut saya, justru di situlah daya tariknya. Volatilitas tinggi memang bikin harga bisa turun cepatātapi artinya juga bisa naik cepat.
Kamu bisa mulai dengan Rp100 juta, dan bukan gak mungkin jadi Rp200 juta dalam waktu singkat.
Bandingkan dengan saham-saham di Indonesia yang naiknya segede itu…
Ya, bisa aja, tapi seringnya itu saham gorengan yang pergerakannya dikendalikan bandar. Kita cuma ikut arusādan kadang arusnya jebakan.
Sedangkan Bitcoin? Ini pasar global dengan likuiditas tinggi.
Naik turunnya murni karena supply dan demand, bukan karena ada satu pihak yang atur di belakang layar.
šØ 3. Masih Banyak yang Takut = Masih Banyak Potensi
Oke, hampir semua orang pernah dengar kata āBitcoināā¦
Tapi coba tanya, berapa orang yang beneran punya?
Jawabannya: sedikit banget.
Banyak yang masih ragu karena gak ada bentuk fisiknya, gak paham teknologinya, atau trauma baca berita harga jatuh.
Padahal, justru di situlah peluangnya.
Ketika mayoritas masih takut, berarti ruang naiknya masih luas.
Kita lihat trennya: negara mulai adopsi, perusahaan besar mulai terima pembayaran pakai crypto, dan institusi mulai nyicil beli.
Buat saya pribadi, semua ini tanda-tanda bahwa Bitcoin belum selesai naikāmalah mungkin baru mulai.
š¦ 4. Institusi & Pemerintah Sudah Mulai Hold Bitcoin
š¹ Bank-bank besar ikut masuk
Menurut PlasBit, sekitar 55% dari ātop global banksā sekarang punya exposure ke Bitcoinābaik lewat kepemilikan langsung atau melalui ETF.
-
JPMorgan Chase punya lebih dari US$200 juta dalam ETF Bitcoin.
-
Morgan Stanley pegang sekitar US$270 juta lewat Grayscaleās Bitcoin Trust.
š¹ BlackRock: Raja Asset Management, 3% Semua BTC
BlackRock melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT) kini mengendalikan sekitar 3% dari total supply Bitcoin (~662.500 BTC)
Itu jumlah luar biasa besarāsetara dengan kepemilikan miliaran dollar.
Mereka memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio jangka panjang, menganggapnya aset hedge dan diversifikasi alternatif, tidak sekadar spekulasi.
š Kenapa ini penting?
-
Legitimasi pasar ā saat bank dan asset manager top dunia masuk, itu tanda Bitcoin bukan hype sesaat.
-
Likuiditas & stabilitas ā institutional capital bikin pasar lebih dalam dan kurang mudah dimanipulasi.
-
Signal jangka panjang ā ini bukan FOMO sesaat, melainkan strategi alokasi aset yang serius dan terstruktur.
š” Apa Artinya?
Artinya, tren dunia sedang bergerak ke arah adopsi Bitcoin sebagai alat investasi.
Dan yang perlu kamu ingat: ini baru tahap awal.
Banyak bank dan institusi baru mulai masuk, yang berarti pasar Bitcoin belum matang sepenuhnya.
Masih ada ruang besar buat retail investor seperti kita ikut masuk sebelum market jadi terlalu padat.
Tapi tentu saja, ini bukan tanpa risiko.
Bitcoin adalah high risk, high return asset.
Gak kayak saham yang punya bisnis, revenue, dan dividenāBitcoin itu kayak emas:
š° nggak menghasilkan apa-apa, tapi dipercaya banyak orang punya nilai.
Kamu gak bisa makan emas, tapi semua orang terima kalau kamu tukar emas ke uang.
Bitcoin belum sepenuhnya sampai tahap itu⦠tapi tren globalnya jelas menuju ke sana.
ā Kekurangan Bitcoin
š»Ā Gak Ada Wujudnya
Menurut saya, kekurangan paling utama dari Bitcoin adalah gak ada bentuk fisiknya.
Kalau kamu beli emas, kamu bisa pegang, simpan di brankas, atau bahkan bawa-bawa. Ada rasa āpunya yang nyataā.
Tapi Bitcoin? Semua cuma angka digital di layar. Gak ada yang bisa kamu sentuh.
Dan buat sebagian orangāterutama yang terbiasa dengan aset fisikāhal ini bikin rasa kepemilikannya gak sekuat emas atau properti.
Ini juga yang bikin banyak orang masih ragu. Karena merasa, āmasa gue taruh ratusan juta di aset yang gak kelihatan?ā
Padahal, walaupun gak kelihatan, nilainya nyata.
š Penutup: Jadi, Beli Bitcoin Yes or No?
Saya sendiri nggak hold Bitcoin jangka panjang. Tapi saya aktif trading Bitcoināartinya beli saat murah, jual saat naik, dan hindari risiko rugi sampai 80% dari modal.
Strategi ini saya pilih karena lebih fleksibel dan mengurangi resiko yang ada.
Kalau kamu tipe holder, saran saya: jangan all-in. Masukkan sebagian dari portofoliomu sesuai dengan profil risiko.
Ingat, Bitcoin sangat volatileāharga bisa turun sampai 80% sebelum naik lagi. Butuh mental baja dan timeframe yang panjang untuk bisa nikmatin hasilnya.
Kalau kamu tipe trader, justru ini ladang emas.
Crypto itu enak banget buat ditradingin karena volatilitasnya tinggi. Ada peluang hampir setiap hari, asal kamu tahu cara baca market dan punya risk management yang disiplin.
Dan kalau kamu mau mulai, bisa beli Bitcoin di Tokocrypto.
Itu salah satu exchange crypto terbesar di Indonesia, diawasi Bappebti, dan prosesnya gampang banget buat pemula.
Kamu bisa mulai dari ratusan ribu aja, gak perlu langsung beli 1 BTC.