Apa Itu CAR/MDD? Lebih Penting dari Return Tinggi!

📈 Return tinggi belum tentu bagus.

Kedengarannya aneh? Tapi coba pikir:

Kalau sebuah strategi bisa kasih return 100% tapi di tengah jalan bikin portofolio kamu anjlok -70%, apa kamu masih bisa tidur nyenyak?

Banyak trader—terutama pemula—terjebak fokus ke angka return besar. Padahal, seberapa dalam strategi itu bisa bikin kamu rugi jauh lebih penting.

Di sinilah rasio CAR/MDD berperan.

Rasio sederhana tapi powerful ini bisa kasih gambaran kualitas strategi secara lebih jujur: seberapa besar imbal hasil dibanding risiko maksimal yang harus kamu tanggung.

Apa Itu CARMDD

📊 Apa Itu CAR dan MDD?

Sebelum bahas rasio CAR/MDD, kita perlu tahu dua komponennya:

  • CAR (Cumulative Annual Return)
    Ini adalah rata-rata pertumbuhan modal per tahun. Kalau strategi kamu kasih return total 200% dalam 5 tahun, maka CAR-nya sekitar 24.6% per tahun (bukan 40% ya, karena efek compounding dihitung).

  • MDD (Maximum Drawdown)
    Ini adalah penurunan terbesar dari puncak ke lembah modal selama periode tertentu. Misalnya modal kamu sempat naik ke 100 juta lalu turun ke 60 juta, berarti MDD-nya -40%.

Satu angka bicara soal potensi (CAR), satu lagi bicara soal risiko terburuk (MDD).

Kalau kamu cuma lihat return doang tanpa tahu drawdown-nya, itu kayak lihat mobil sport tapi nggak tahu seberapa boros bensinnya atau gampang mogok.

📐 Rumus CAR/MDD

Contoh:

  • CAR = 20% per tahun

  • MDD = -10%

contoh car-mdd

Semakin tinggi angkanya, semakin efisien strategi tersebut: return-nya tinggi dibanding risikonya.

🔍 CAR/MDD di Dunia Nyata: Bagusnya Berapa, Jeleknya Seperti Apa?

Setelah tahu rumusnya, pertanyaan berikutnya:

“CAR/MDD yang bagus itu berapa sih?”

Jawabannya nggak absolut, tapi ada gambaran umum:

  • 📉 < 1.0 → Buruk
    Artinya, return tahunan kamu bahkan nggak lebih besar dari drawdown-nya. Strategi seperti ini biasanya bikin stres karena naik sedikit, turunnya dalam.

  • ⚖️ 1.0 – 1.5 → Lumayan
    Masih seimbang antara risiko dan imbal hasil. Cocok untuk strategi yang agresif tapi belum terlalu efisien.

  • 1.5 – 2.5 → Bagus
    Ini kisaran yang dicari banyak investor dan trader serius. Artinya return kamu 1.5–2.5x lebih tinggi daripada risiko drawdown terbesarmu.

  • 🏆 > 3.0 → Sangat Baik
    Jarang, tapi bisa dicapai oleh strategi yang sangat stabil dan efisien. Biasanya ini strategi yang drawdown-nya dijaga ketat dan konsisten profit dalam jangka panjang.

📊 Studi Kasus: Saham BBCA Selama 20 Tahun

Sebagai contoh nyata, mari lihat performa saham BBCA dari 1 Jan 2005 hingga 1 Jan 2025:

  • Cumulative Annual Return (CAR): 20.5% per tahun

  • Maximum Drawdown (MDD): -45.38%

  • CAR/MDD = 20.5 / 45.38 ≈ 0.45

Artinya, meskipun return tahunan BBCA terlihat tinggi, strategi buy and hold selama 20 tahun masih menghasilkan rasio CAR/MDD hanya 0.45 — jauh di bawah angka ideal.

Jadi kalau kamu bisa bikin strategi dengan CAR/MDD di atas 1.0, itu artinya kamu sudah mengalahkan BBCA dari sisi efisiensi risiko vs imbal hasil.

Bukan cuma untung lebih cepat, tapi juga lebih stabil.

Singkatnya:

CAR tinggi belum tentu bagus. Tapi CAR yang tinggi dan drawdown kecil — itu baru strategi yang layak dipertahankan.

🤔 Kenapa CAR/MDD Lebih Jujur dari Sekadar Return?

Return besar memang terlihat keren. Tapi coba tanya diri sendiri:

“Kalau strategi ini bikin aku rugi 50% dulu sebelum untung, apa aku masih tahan?”

Itulah masalahnya kalau kamu cuma lihat angka return tanpa memperhitungkan risiko. Banyak strategi yang terlihat menggiurkan—return 100% per tahun!—tapi diam-diam menyimpan drawdown besar yang bisa bikin mental dan modal hancur di tengah jalan.

🔥 Strategi Gacor vs Strategi Stabil

Misalnya:

  • Strategi A:

    • Return tahunan: 20%

    • MDD: -10%

    • CAR/MDD = 2.0

  • Strategi B:

    • Return tahunan: 50%

    • MDD: -60%

    • CAR/MDD = 0.83

Strategi B terlihat lebih menguntungkan… tapi kalau kamu benar-benar mengalami -60% drawdown, berani lanjut? Atau malah stop pas lagi rugi dan kehilangan peluang rebound?

🎯 CAR/MDD = Filter Anti-Toksik

Rasio ini membantu kamu menyaring strategi yang kelihatannya bagus tapi nggak tahan banting.

Cocok untuk:

  • Bandingkan performa beberapa strategi / trader.

  • Menilai strategi live trading secara objektif

Dengan kata lain, CAR/MDD adalah cara singkat buat tahu apakah strategi kamu “worth it” atau cuma bikin deg-degan tiap hari.

beli saham

🧠 CAR/MDD dan Psikologi Dalam Membeli Sebuah Saham

Bayangin kamu beli sebuah saham.

Awalnya optimis, mikir “ini bakal naik, tinggal tunggu waktu.”

Tapi minggu berlalu… harga malah turun.

Lalu turun lagi.

Sekarang tanya diri sendiri:

kamu bisa tahan minus berapa persen sebelum akhirnya nyerah dan buang itu saham?

-10%?

-20%?

Atau harus tunggu -50% dulu baru sadar ini nggak sehat?

Itulah kenapa drawdown bukan sekadar angka teknis, tapi soal psikologi.

Return tinggi biasanya datang bareng drawdown yang tinggi juga.

Kamu nggak bisa berharap dapet return 100% per tahun, tapi drawdown maksimal cuma 10%.

Mungkin 1–2 tahun bisa… tapi konsisten 10 tahun? Kecuali kamu udah di level Jim Simons dan Renaissance Technologies — yang drawdown-nya sekitar -4.1% di fund Medallion mereka, dengan return tahunan di atas 60% (dan itu pun penuh rahasia, modal terbatas, dan biaya gede).

Atau kamu sekelas Warren Buffett, yang sepanjang kariernya pun pernah ngalamin drawdown -53% lebih dari puncak ke lembah dan butuh 1893 hari untuk recover.

Jadi, Nggak Cukup Cuma Lihat Angka

Masalahnya bukan cuma “berapa return-nya,” tapi berapa kuat mental kamu saat return itu belum datang?

Karena market itu bukan soal grafik naik terus, tapi soal bagaimana kamu bertahan saat grafiknya turun terus.

Ketika saham yang kamu pegang mulai minus 20%, kamu mungkin masih tenang.
Masih yakin, “ini cuma koreksi, bakal balik kok.”

Tapi gimana kalau sudah minus 40%?

Mulai panik? Mulai mikir, “jangan-jangan gue salah pilih saham…”

Mungkin kamu masih bisa tahan — kalau kamu melakukan riset mendalam, kayak Warren Buffett atau Lo Kheng Hong.

Mereka beli saham dengan keyakinan, bukan sekadar feeling atau FOMO.

Tapi… berapa banyak dari kalian yang benar-benar riset seperti mereka?

Jujur aja — sebagian besar dari kita beli saham karena:

  • Lihat temen cuan

  • Dengar rekomendasi influencer

  • Lihat chart “lagi diskon”

Dan saat harga terus turun, kita nggak punya dasar kuat buat tetap percaya. Akhirnya?

Kita nyerah. Cut loss. Exit di titik terendah.

unilever

Contoh Realistis: Saham UNVR

Kita ambil contoh saham yang dulunya dianggap dewa defensifUNVR.

  • Januari 2018: harga di 11.000

  • Maret 2018: turun ke 10.000“Wah, diskon! Saatnya buy!”

Ingat, dari 2005–2017, UNVR selalu naik tiap tahun, bahkan nggak pernah rugi tahunan. Jadi, beli di 10.000 kelihatan masuk akal.

Tapi lalu apa yang terjadi?

  • November 2018: turun ke 8.000 → kamu average down?
  • Januari 2019: sempat naik ke 10.000 → lega sedikit.
  • September 2019: masih di kisaran 9.000–10.000 → stagnan.
  • Januari 2020: turun lagi ke 8.000
  • Januari 2021: 7.000
  • Januari 2022: 4.000

Kalau kamu beli pertama di 10.000 dan terus average down, kamu mungkin masih floating loss -10% hingga -30%, bahkan bisa lebih dari -50% kalau masuk full di awal.

Dan yang paling menyakitkan:

UNVR nggak pernah balik ke 11.000 lagi.

Di Sini Letak Psikologinya

Bukan cuma soal “apakah ini saham bagus?”

Tapi lebih ke:

“Berapa lama kamu bisa tahan lihat uangmu hilang perlahan-lahan… tanpa kepastian bakal balik lagi?”

Strategi tanpa memahami CAR/MDD akan bikin kamu terjebak di situasi seperti ini. Dan ujungnya bukan cuma rugi uang, tapi juga rugi mental.

📉 Contoh Realistis Lainnya: Saham BBRI

Sekarang kita ambil contoh saham yang udah jelas-jelas masuk LQ45 dan blue chip sejuta umatBBRI.

  • Januari 2020: sempat sentuh 4.600
  • Maret 2020: terjun bebas ke 3.000
    • Drawdown: -34.8%

  • Mei 2020: makin dalam, sentuh 2.200
    • Drawdown dari puncak: -52.2%

  • September 2020: mulai naik lagi ke 3.000
    • → Masih -34.8% dari puncak

  • Februari 2021: full recovery ke 4.600
    • Recovery penuh butuh waktu ±13 bulan

Padahal kamu dan saya tahu, ini bank pemerintah, besar, stabil, dan rasanya nggak mungkin bangkrut. Tapi tetap aja, bisa turun separah itu.

Nah, coba tanya lagi ke diri sendiri:

Kalau kamu pegang BBRI waktu itu, apakah kamu cut loss?
Cut loss-nya di harga berapa? 4.000? 3.000? 2.500?

Dan kalau kamu sudah buang waktu harga nyentuh 2.200…

Gimana rasanya lihat saham itu pelan-pelan naik balik ke 4.600 cuma dalam waktu 9 bulan?

📌 Pelajaran pentingnya:

Bahkan saham bagus bisa bikin kamu stres.

Dan kalau kamu nggak siap mental atau nggak ngerti karakter sahamnya, kamu bisa keluar di titik terburuk.

Inilah kenapa drawdown itu lebih dari sekadar angka — ini soal psikologi, konsistensi, dan kepercayaan pada strategi ataupun saham yang kamu pilih.

Dan kenapa CAR/MDD bisa bantu kamu tau mana strategi yang worth dijalani sampai akhir.

📊 Yang bikin makin nyesek:

Kalau kamu tahan BBRI dari 1 Januari 2005 sampai 1 Januari 2025, return tahunannya adalah 15.5%.

Bukan angka kecil — ini di atas rata-rata IHSG, bahkan mengalahkan banyak reksa dana.

Tapi semua itu nggak ada artinya kalau kamu nggak sanggup tahan drawdown.

🎯 Pelajarannya?

  • Return bagus itu butuh waktu dan ketahanan mental

  • Drawdown besar itu bukan tanda sahamnya jelek, tapi bagian dari proses

  • Dan CAR/MDD bantu kamu ukur seberapa realistis strategi kamu bisa dijalani di dunia nyata.

📊 Dan yang lebih “menyakitkan” lagi…

Drawdown terburuk BBRI sepanjang periode 2005–2025 mencapai -68.39%!

Artinya, dari puncak tertinggi ke titik terendah, portofoliomu bisa nyusut hampir 70%

Jadi, yang kita bahas tadi (turun dari 4.600 ke 2.200 / -52.2%) bukanlah drawdown terparahnya.

Jadi kalau kamu pikir “-50% itu udah ekstrem”, sayangnya… belum.

Sekarang bayangin kamu pegang saham bagus, tapi modal 100 juta tinggal 31 juta di portofolio.

Apakah kamu masih percaya dengan saham pilihan ataupun strategi kamu?

Atau mulai cari-cari pintu keluar?

mental health

🧾 Kesimpulan: CAR/MDD, Rasio yang Menguji Logika dan Mental Kamu

Banyak orang tergoda dengan angka return besar. Tapi sayangnya, return tanpa konteks drawdown itu ilusi.

Strategi yang kelihatan “cuan banget” di kertas bisa jadi bencana kalau kamu nggak siap mental saat drawdown datang. Karena faktanya:

Semua strategi akan diuji — bukan cuma oleh market, tapi oleh psikologi kamu sendiri.

Rasio CAR/MDD bantu kamu lihat gambaran yang lebih lengkap:

  • Seberapa besar cuan per tahun (CAR),

  • Dibanding seberapa dalam kamu bisa jatuh di tengah jalan (MDD).

Semakin tinggi CAR/MDD-nya, semakin sehat strategi itu — bukan cuma dari sisi angka, tapi juga dari sisi kenyamanan dijalani.

Kamu bisa cari return 20%, 50%, bahkan 100% per tahun.

Tapi kalau drawdown-nya bikin kamu cut loss di titik terburuk, semua target itu jadi nggak ada artinya.

🎯 Jadi mulai sekarang, sebelum kamu jatuh cinta sama strategi atau saham tertentu, coba tanya ini:

“Berapa CAR/MDD-nya?”

Dan yang lebih penting…

“Sanggup nggak saya jalanin strateginya sampai akhir?”

Karena dalam investasi, yang menang bukan yang paling cepat…

Tapi yang paling bisa bertahan.

🧠 Gunakan CAR/MDD untuk Lebih dari Sekadar Trading

Kamu bisa menerapkan rasio CAR/MDD di berbagai keputusan finansial:

  • Saat memilih strategi trading

  • Saat memilih saham untuk jangka panjang

  • Bahkan saat memilih reksadana

Jangan cuma lihat return tinggi.

Pilih reksadana atau strategi yang punya CAR/MDD tinggi — artinya konsisten dan nggak bikin deg-degan.

Karena ujungnya, strategi terbaik bukan yang paling wah…

Tapi yang paling bisa kamu jalani tanpa kehilangan akal sehat.

Leave a Comment