Demand pull inflation adalah istilah ekonomi yang terjadi menjelang ledakan ekonomi atau economy boom. Dimana hal ini terjadi jika sebuah tarikan permintaan melebihi penawaran dalam jangka waktu yang pendek. Akibatnya, inflasi di bidang perekonomian semakin naik.
Jika demand pull inflation ini tidak segera mendapat penanganan dari pemerintah, maka akan membahayakan kondisi ekonomi nasional. Jika kamu masih bingung dengan istilah ini tidak perlu khawatir, karena pada artikel ini disajikan pengertian dari demand pull inflation dan penjelasan lebih lengkap. Berikut penjelasannya.
Demand Pull Inflation Adalah
-
Pengertian Demand Pull Inflation
Definisi dari demand pull inflation merupakan suatu kondisi dimana terdapat kenaikan harga akibat tingginya permintaan (demand) dibandingkan dengan penawaran (supply). Istilah lainnya yaitu permintaan barang dan jasa oleh pembeli sangat tinggi, namun persediaannya terbatas atau terjadi kelangkaan.
Demand pull inflation sendiri merupakan prinsip ekonomi yang menggambarkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan agregat. Saat permintaan agregat dalam perekonomian jauh melebihi penawaran, maka dampak yang terjadi adalah barang kebutuhan akan naik.
Jika permintaan pembeli melebihi penawaran, maka harga barang dan jasa yang dijual akan lebih tinggi dari harga normal. Kondisi ini dapat lebih parah jika barang yang mengalami kelangkaan adalah kebutuhan pokok. Contoh saja BBM, jika mengalami kelangkaan, maka juga akan berdampak pada harga kebutuhan pokok lain.
-
Faktor Penyebab Demand Pull Inflation
Ada faktor yang menyebabkan demand pull inflation. Jika permintaan dari konsumen lebih banyak daripada penawaran yang tersedia, maka demand pull inflation akan terjadi dan dapat menaikkan biaya hidup di semua lini. Berikut faktor penyebab dari demand pull inflation diantaranya:
- Adanya pertumbuhan ekonomi
- Terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah
- Rasio pengangguran yang berkurang
- Jumlah ekspor yang semakin meningkat
- Memiliki ekspektasi inflasi
- Memiliki uang lebih banyak dalam sistem
Contoh dari Demand Pull Inflation
Terdapat contoh dari kondisi demand pull inflation agar mempermudah kamu untuk memahami kondisi dari inflasi ini. Sebagai contohnya harga masker dan hand sanitizer yang dibutuhkan pembeli. Sebelum adanya pandemic, harga masker relatif dijual dengan harga murah dan dapat ditemukan di berbagai tempat.
Akan tetapi, pada saat Covid-19 melanda, kedua barang tersebut banyak dicari oleh banyak orang. Sehingga menyebabkan harga masker dan hand sanitizer naik tajam. Hal tersebut dikarenakan banyaknya permintaan masker dan hand sanitizer dari pembeli sehingga harga dari kedua barang tersebut juga naik.
Hal ini tidak hanya dapat berpengaruh ke harga sebuah produk tapi juga ketersediaan produk tersebut. Selain permintaan yang tinggi, produk juga menjadi semakin langka yang membuat harga produk tersebut semakin melambung lagi.
Contoh ini juga dapat dilihat pada fenomena pandemi dimana secara tiba-tiba masker menjadi sangat langka dan susah didapatkan. Ketika masker tersebut tersedia pada suatu tempat, maka harganya menjadi sangat mahal.
Cara Mengatasi Demand Pull Inflation
Terdapat cara mengatasi demand pull inflation agar tidak membahayakan kondisi perekonomian negara. Salah satu cara mengatasi demand pull inflation adalah menerapkan kebijakan penargetan inflasi. Hal ini bisa diterapkan dengan menaikkan pajak, mengurangi biaya belanja pemerintah, dan menaikkan bunga pinjaman.
Adanya peningkatan bunga pada pinjaman akan menyebabkan peningkatan pada nilai mata uang domestik. Dengan begitu biaya pinjaman yang meningkat akan mengurangi aktivitas ekspor baik barang ataupun jasa. Sehingga pertumbuhan ekonomi menurun.
Demand pull inflation adalah hal yang tidak diharapkan terjadi, namun terkadang ada beberapa hal yang membuat hal ini terpaksa terjadi dan sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, bagi pengusaha maupun konsumen, sebaiknya bersiap-siap apabila tanda-tanda demand pull inflation akan terjadi.
Demand pull inflation adalah kondisi ekonomi yang dapat terjadi baik pada skala kecil maupun besar. Untuk menanggulanginya, dibutuhkan kerja sama sosial agar harga tetap terkontrol. Selain itu dibutuhkan juga kontribusi dari pihak-pihak berwenang agar harga tidak terlalu melambung dan menyulitkan konsumen.